Perkembangan Peserta Didik
CRITICAL
BOOK REPORT
“ SEKOLAHNYA MANUSIA ”
Munif Chatib
Kaifa, Bandung Cetakan II: 2016 , 178 Hlm.
OLEH:
RAHMAT
RAHMADAN SAHPUTRA
4153141046
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2017
PENGANTAR
Pendidikan
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, banyaknya pendidikan yang tidak
layak di daerah daerah terbelakang, tertinggal dan terpelosok negeri ini.
Anggara pendidikan yang dialokasikan pada APBNP tahun 2016 adalah sebsar Rp.
416,6 triliun dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 414,6 triliun hal ini dilakukan
agar mengurangi ketidak layak yang terjadi pada pendidikan dia daerah pelosok
negeri indonesia. Namun pada faktanya masih banyak anak anak yang tidak sekolah
dan banyak nya sekolah yang tidak layak akan pendidikannya.
Anak
– anak yang kita anggap “ istimewa” adalah anak anak dengan kecerdasan yang
tidak diapresiasi budaya kita. Membangun sekolah, hakikatnya adalah membangun
keunggulan sumber daya manusia. Sayangnya banyak sekolah yang sadar atau tidak,
malah membunuh banyak potensi siswa – siswa didiknya. Sekolah manusia adalah
sekolah berbasis MI ( Multiple Intelligences ) yaitu sekolah yang menghargai
berbagai jenis kecerdasan siswa.
Dengan
dibuatnya tugas Critical Book Reeport ini diharapakan bagi siswa untuk membaca,
memahami dan menganalisis materi pada buku yang akan memberikan dampak untuk
memicu semangat berinovasi calon pendidik tanah air agar menjadikan sebuah
sekolah yang berjuluk sekolahnya manusia. Pendidik juga harus sadar akan
relevansi metode metode perkembangan jaman, karena metode yang baik digunakan
pada saat ini tidak menolak kemungkinan untuk tidak baik menjadi metode
pengajaran dimasa yang akan datang.
RINGKASAN ISI BUKU
·
Judul Buku : Sekolahnya Manusia
·
Nama pengarang : Munif Chatib
·
ISBN : 978-602-7870-93-2
·
Tahun terbit : Cetakan II Edisi diperkaya
Oktober 2016
·
Penerbit : Kaifa , Bandung
·
Ukuran & tebal
buku : 24cm & 178 Hlm + xvii
BAGIAN I : BUKAN MEREKA YANG BERMASALAH
1.
SEKOLAH
YANG MELOMPAT
Kisah
perjuangan sekolah untuk bangkit dari tidur yang panjang. Smp ini jam masuk
sekolah pada siang hari dan ruang kelas serta ruang kepalasa sekolah digunakan
bersama oleh murid SD. Untuk menyembuhkan penyakit parah ini, para pengurus
yayasan berniat melakukan perombakan sistem. Mereka menerapkan Multiple
Intelligences System ( MIS ). Satu per satu sistem MIS dijelaskan dan
dilaksanakan dengan konsisten, ikhlas, dan niat untuk berhsil. Alhamdulillah
tahun pertama perbaikan pembelajaran terlihat. Tahun keuda , sekolah ini
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan tahun ketiga sekolah ini menjadi
aset kabupaten.
Kisah
tersebut membuktikan bahwa bagaimana Mutliple Intelligences System ( MIS )
bekerja secara efektif dan sumberdaya manusia bangsa sangat mampu untuk menjadi
lebih baik dan maju. Semua bergantung pada ada tidaknya niat baik ( good – will
).
·
Special Moments :
Bukan Anak – Anak Itu Yang Bermasalah
Setiap insan
terlahir dengan perbedaan genetik, kombinasi perbedaan genetik dan pengalaman
hidup mentransformasi seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter
dasar ( baca ; potensi, minat dan bakat ) yang unik.
Dalam sistem
pendidikan yang serba seragam, perbedan kerap menjadi masalah bagi pihak
sekolah dan siswa. Sistem pendidikan cendrung menyamaratakan standart
kecerdasan satu siswa dengan siswa lainnya dengan penilaian metode dan
parameter yang sangat sempit, yaitu aspek kognitif saja.
Pada bab ini
diceritakan kisah momen – momen spesial yang memotret perlawanan yang
dipelopori oleh siswa – siswa cerdas dan guru – guru yang bijak. Kenyataannyaa
siswa yang awalnya sulit memahami materi dari gurunya, tiba tiba berubah
menjadi mudah mempelajari materi ketika gaya mengajar guru sesuai dengan gaya
belajar siswa.
·
Efek MI : Para Guru
Terus Mau Belajat dan Mencipta
Pada materi ini
memaparkan kisah – kisah para guru yang berhasil diberdayakan oleh Multiple
Intelligences ( MI ).
BAGIAN II : PERSOALAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
2.
SEKOLAH
MULTIPLE INTELLIGENCES
·
Redefinisi Kecerdasan,
Sebuah Awal Yang Manusiawi
Pemahaman makna kecerdasan merupakan
awal dari aplikasi banyak hal yang terkait dalam diri manusia, terutama dalam
dunia pendidikan. Selanjutnya menjadi awal penyusunan dan aplikasi sebuah
sistem pendidikan.
1. Kecerdasan
Tidak Dibatasi Tes Formal
Kecerdasan seseorang selalu berkembang
( dinamis ), tidak statis. Menurut gardner, kecerdasan dapat dilihat dari
kebiasaan seseorang. Valentine Dmitriev Ph.D. mengatakan bahwa ada dua faktor
dalam perkembangan otak yaitu faktor keturunan dan lingkungan. Tidak banyak
yang bisa dilakukan orangtua untuk mengubah warisan gen seorang bayi, tetapi
sangat banyak yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan faktor lingkungan guna
meningkatkan potensi perkembangan seorang anak. Kecerdasan itu sangat berkaitan
dengan kebiasaan, yaitu perilaku yang berulang ulang. Ketika IQ sesorang setiap
harinya dilatih berulang ulang maka hasil IQ akan meningkat.
2. Kecerdasan
itu multidimensi
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari
banyak dimensi. Gardner memberi label multiple ( jamak atau majemuk ) pada
luasnya makna kecerdasan. Gardner membuktikan ranah – ranah kecerdasan yang
ditemukan gardner terus berkembang mulai dari 6 kecerdasan hingga 9 kecerdasan.
3. Kecerdasan,
Proses Discovering Ability
Metode ini meyakini bahwa setiap orang memilki
kecerdasan-kecerdasan tertentu yang harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan.
MIS menyarankan untuk mengembangkan kemampuan / kelebihan anak dan mengubur
kelemahan / ketidak mampuannya.
·
Ketika Multiple
Intelligences (MI ) Diterapkan di
Sekolah
1. Beberapa
elemen sistem pendidikan Indonesia kurang sejalan dengan “sistem pendidikan
yang proposional (manusiawi dan seimbang)” yang secara teoritis terdapat pada
alur input (penerimaan siswa), process (proses KBM) dan output (assessment).
2. Pemahaman
yang salah tentang makna sekolah unggul di Indonesia. Indikator kebanyakan
sekolah unggul sekarang ini dititikberatkan pada the best input (menyeleksi
siswa baru dengan ketat, menerima yang pandai saja).
3. Proses
belajar yang menggunakan kreativitas tingkat tinggi. Permasalahan: rendahnya
kemampuan guru mengajar dengan kreativitas yang baru dan menarik.
4. Masih
belum menggunakan penilaian autentik
BAGIAN III – SOLUSI PENDIDIKAN
DI NDONESIA: MULTIPLE INTELLIGENCES
3.
INDIKATOR
SEKOLAH UNGGUL
·
“The Best Input” Atau
“The Best Output”
Setiap
anak pasti memilki minimal satu kelebihan karena pada konsep MI tidak ada anak
yang bodoh. Sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses
pembelajaran, bukan kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran
bergantung pada kualitas para tenaga pengajar di sekolah tersebut. Apabila
kualitas tenaga pengajar pada sekolah tersebut baik maka mereka akan berperan
sebagai agen pengubah bagi siswanya. Sekolah unggul adalah sekolah yang para
gurunya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing kearah perubahan yang lebih
baik dalam arti lain gurunya mampu mengubah kualitas akademis dan moral
siswanya dari yang awalnya bandal, malas, menjadi positif.
Resiko
bagi pengurus sekolah yang mengklaim sebagai sekolah unggul adalah mau menerima
semua siswa apa adanya tanpa pandang bulu dan tapa menerapkan test seleksi.
Karena prinsip sekolah unggul adalah: Tidak ada siswa yang bodoh. Lalu
bagaimana proses penerimaan siswa baru apabila tidak ada siswa yang dianggap
bodoh? Melalui MIR (Multiple
Intelligences Research). Apabila sekolah hanya dapat menampung 100 siswa, maka
setelah ada 100 siswa yang mendaftar dan mengikuti test MIR pendaftaran akan
langsung ditutup. Sekolah unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia, yang
menghargai setiap potensi yang ada pada diri siswa, yang membuka pintunya pada
semua siswa.
·
Multiple Intelligences
Research ( MIR )
·
MIR dan Gaya Belajar
Anak
Banyaknya
kegagalan siswa mencerna informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian
gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Gaya mengajar adalah strategi
transfer informasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Gaya belajar
adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa. Gaya
belajar tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Salah
satu asas Quantum Learning (Bobbi DePorter): Setelah guru memahami gaya belajar
siswa, setiap guru akan masuk ke dunia siswa sehingga siswa dapat merasa nyaman
dan tidak menghadapi resiko kegagalan dalam proses belajarnya.
·
MIR dan Bakat Anak
Potensi
bakat itu harus dipicu. MIR adalah alat riset yang dapat membantu orangtua
menemukan bakat terpendam anaknya. Fungsi Penting Hasil MIR Sebagai data
informasi tentang kondisi psikologis kecerdasan anak. Sebagai anjuran kepada
orangtua untuk melakukan aktivitas kebiasaan/kegiatan kreatif guna memancing
dan mengembangkan bakat anak tersebut.
4.
STRATEGI
PEMBELAJARAN MI (MULTIPLE INTELLIGENCES)
·
Kesalahan Penerapan MI
di Sekolah
·
MI Bukan Bidang Studi
MI
adalah strategi pembelajaran untuk materi apapun, bukan bidang studi. (contoh:
kecerdasan linguistik dianggap bidang studi Bahasa Indonesia). Strategi bagaimana guru mengemas gaya
mengajarnya agar mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya.
·
MI bukan kurikulum
MI
bukan kurikulum, melainkan strategi pembelajaran berupa rangkaian aktivitas
belajar yang merujuk pada indikator hasil belajar yang sudah ditentukan oleh
silabus. MI sulit diterapkan pada
dunia pendidikan yang mengacu pada kurikulum berbasis materi. Kurikulum
berbasis materi hanya melihat dan menilai keberhasilan siswa dengan melihat
sedikit banyaknya pengetahuan dan hafalan bidang studi. MI cocok bila diterapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi dan
komprehensif. Sebagus apapun
kurikulum tersebut apabila tidak dijalani dengan strategi belajar yang menarik
dan menyenangkan siswa, kurikulum tersebut akan sulit mencapai keberhasilan.
·
Penyakit Disteachia
Penyakit
yang diderita oleh guru, yaitu penyakit “salah mengajar” (Thomas Armstrong,
Ph.D,.) Mengandung 3 Virus:
1. Teacher
Talking Time Guru yang menghabiskan 80% waktunya dikelas untuk berbicara,
berceramah, bercerita dan menganggap bahwa mereka didengarkan oleh siswa
padahal kenyataannya siswa kebanyakan tidur, mengobrol, dan melamun. Dan guru
yang terkena virus ini menganggap itu sudah cukup untuk memenuhi kewajiban
mengajar. Dalam strategi pembelajaran, ketika guru mengajar belum tentu
siswanya belajar.
2. Task
Analysis : Guru biasanya langsung masuk ke penyampaian materi tanpa menjelaskan
kegunaan materi dalam kehdupan sehari-hari. Global analysis juga harus
diberikan kepada siswa agar mereka dapat mendapatkan gambaran seperti apa
materi yang akan diajarkan, Dengan begitu setelah diberikan materi yang sudah
dikembangkan/dipecah-pecah, siswa tidak akan bingung karena sudah mempunyai
gambaran dari inti materi yang dipelajari. (Global analysis: Puzzle utuh gajah
ful, Task analysis: puzzle yang sudah dipecah-pecah) TK – SD: lebih baik
menggunakan logika deduksi (umum-khusus atau global analysis – task analysis)
sedangkan SMP – SMA: kombinasi antara induksi (khusus – umum) dan deduksi.
3. Tracking:
pengelompokan siswa ke dalam beberapa kelas berdasarkan kemampuan kognitifnya. Output
tracking adalah pembagian kelas menjadi kelas untuk anak pintar dan kelas untuk
anak bodoh. Contoh: konsep kelas akselerasi. Menurut Thomas Armstrong,
perkembangan psikologi dan kompetensi seorang siswa pandai yang masuk dalam
kelas khusus anak pandai mempunyai risiko kemunduran tingkat kecerdasan. Hal
ini terjadi karena adanya kompetisi yang menimbulkan ketegangan, apabila
seorang siswa tertinggal sedikit saja dari temannya ia akan langsung merasa
frustasi dan murung. Itu sangat berisiko buruk bagi perkembangan psikologis
pendidikan anak tersebut.
·
Strategi Pembelajaran
MI
Pelaksanaan
strategi ini akan menjadi lebih mudah jikah langkah pertama fokus pada model
aktivitas pembelajaran dahulu, baru setelah itu dilakukan analisa terhadap
aktivitas tersebut berkaitan dengan kecerdasan apa saja. Bukan fokus kepada
kecerdasan tertentu baru menguraikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang
sesuai dengan kecerdasan tersebut dan tidak menyentuh kecerdasan lain.
Contoh-contoh
beberapa strategi pembelajaran dengan MI: menulis puisi tentang materi
pelajaran (kecerdasan linguistic, intrapersonal, interpersonal dan kinestetis),
Teater Aristoteles (ajang mengeluarkan pendapat dan ajang unjuk bakat siswa),
movie learning, be a discoverer, dll.
Ketika
guru fokus untuk model aktivitas yang kreatif dan inovatif, proses pembelajaran
akan menarik minat siswa untuk belajar dengan antusias dan menikmati proses
pembelajaran. Aplikasi langsung dari materi pembelajaran secara otomatis akan
masuk dalam memori jangka panjang dan tidak akan terlupakan seumur hidup.
·
Merancang Strategi
Pembelajaran
·
Paradigma Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses transfer
ilmu dua arah,antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima
infromasi. Proses transfer pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila
waktu terlama difokuskan kepada kondisi siswa beraktivitas, bukan pada guru
mengajar.
·
Modalitas Belajar
Modalitas belajar adalah cara informasi
masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki. Terdapat tiga macam
modalitas ; 1). Visual yaitu mengakses citra visual, warna, gambar,catatan,
tabel, diagram, grafik, peta pikiran, dan hal lainnya,: 2). Auditorial yaitu
mengakses segala jenis bunyi, suara musik nada, irama, cerita, dialog dan
pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan cerita lagu syair,
dan hal lainnya,; 3). Kinestetik yaitu mengakses segala jenis gerak, aktivitas tubuh,
emosi, koordinasi, dan hal lainnya.
·
Memori Jangka Panjang
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan aplikasi dalam
kehidupan sehari- hari yang mengandung keselamatan hidup. Menyampaikan materi
kepada siswa dengan melibatkan emosinya. Hindarkan pemberian materi secara
hambar dan membosankan. Serta melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa
merasa mempunyai kemampuan untuk memnunjukkan eksistensi dirinya.
·
Membuat Produk Hasil
Belajar
Sekolah sekarang tidak memberikan
pembelajaran dan pelatihan yang dapat menunjang para siswa untuk secara kreatif
membuat produk. Akibatnya siswa menganggap sekolah adalah tempat yang
memberikan informasi sepihak dan jarang sekali menjadi ajang untuk kreativitas
siswa-siswanya. Sekolah tidak pernah menjadi saluran potensi diri yang dimiliki
siswa, padahal penyaluran potensi diri itu penting dalam mendukung eksistensi
diri siswa saat menghadapi kehidupan bermasyarakat. Misi Pendidikan seharusnya:
BISA APA bukan TAHU APA.
Produk hasil belajar: Benda/karya
intelektual (majalah sekolah, lukisan, cerpen, dll), Dapat ditampilkan dan punya
manfaat langsung seperti penampilan (drama, grup musik, dll). Memberi
kesempatan siswa untuk menunjukkan kemampuan dan karyanya di depan publik. Proyek
Edukasi (pameran pendidikan/exhibition, bantuan bencana alam, solusi kemacetan
kota, dll). Proyek yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pengetahuan siswa
yang diawali dengan pencaran masalah, perencanaan, laporan hasil dan evaluasi.
·
Menjadi Guru MI (
Multiple Intekkigences )
MI dapat berhasil bila didukung guru
yang professional: Bersedia untuk selalu belajar. Secara teratur membuat
rencana pembelajaran sebelum mengajar. Bersedia diobservasi. Selalu tertantang
untuk meningkatkan kreativitas. Memiliki karakter yang baik.
5.
PENILAIAN
AUTENTIK
·
Model Penilaian
Terdapat dua model penilaian yang umum
digunakan yaitu penilaian standart dan penilaian autentik. Penilaian standart
adalah penilaian tradisional yang banyak mempunyai keterbatasan dalam mengukur
kemampuan pserta didik secara kompherensif. Penilaian autentik merupakan
paradigma yang fundamnetal dari penilaian standar.
·
Konsep Dasar
Penilaian nya memiliki model yang
beragam baik dlaam bentuk tes dan nontes serta bagaimana cara memberikan
penilaian sekaligus pelaporan tetap memiliki konsep dasar.
1. Tes
Berkualitas = Tes Yang Dapat Dikerjakan
Cara tepat untuk membuat tes yang
berkualitas adalah model Opne Book.
Dengan cara ini guru akan mengubah konten soal dari yang sulit menjadi soal
yang menantang seperti ;
-
“ apa yang akan
terjadi dalam proses pencernaan makanan, apabila sessorang punya kebiasaan
memakan makanan tanpa mengunyah ” ?
2. Abilitiy
Test, Bukan Disability Test
Yaitu tes kemampuan adalah tes yang mengandung konten dan instruksi yang
mencerminkan kemampuan siswa dalam ranah yang lebih luas.
3. Discovering
Ability
Yaitu aktivitas guru untuk menjelajahi
kemampuan siswa pada saat hasil tes siswa dibahwa standart ketuntasan, yang
artinya untuk meminta siswa menjawab soal yang sama dengan cara yang lain.
4. Penilaian
Berbasis Proses
Pada setiap pembelajaran dilakaukan
pengambilan test. Dengan tujuan nilai hasil akhir adalah rata rata dari tatap
muka pertama sampai ketiga dengan kategori ranah penilaian masing masing, yaitu
ranah kognitif,psikomotorik,afektif.
5. Taksonomi
Bloom
Yaitu memberikan test dengan tingkatan
soal dari tahpan ; pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, sintetis,
hingga tahap evaluasi sehingga tercipta daya tantangan bagi peserta didik.
6. Konspe
Ipsative
Yaitu perkembangan hasil belajar siswa
diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebeleum dan sesudah mendapatakan
materi pembelajaran. Perbandingan anatar siswa tidak dilakukan sehingga tidak
ada rangking. Rangking hanya mengeksistensian siswa tertentu dan lainnya tidak
mendapat perhatian guru.
·
Metode Penilaian
Autentik
Alur penilaian autentik atau
prosesfolio yaitu ; 1). Prosesfolio
yaitu penilaian berbasis proses, 2). Aktivitas Belajar yaitu proses belajar,
3). Portofolio yaitu alat untuk merangkum / me – record penilaian pada proses
pembelajaran yang mengarah pada penilaian ( Kognitif, Psikomotorik, Afektif ).
·
Jenis Penialian
Autentik
1. Penilaian
Kognitif ( Pengetahuan )
Meliputi tingkatan menghafal ,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi. Jenis
penialian meliputi TES ( Lisan dan tertulis ) dan TUGAS. Tes tertulis yaitu
ulangana harian, tengah semseter, akhir semester,dan tahuanan. Sedangkan Tugas
adalah jenis penialian kognitif berupa tes yang biasanya dikerjakan secara
kelompok atau menjadi pekerjaan rumah.
2. Penilaian
Psikomotorik ( Keterampilan )
Kompetensi ranah psikomotorik meliputi
apa yang dapat diraih dengan aktivitas pembelajaran bukan tes, melainkan
aktivitas yang memerlukan gerak tubuh atau perbuatan, kinerja ( performance ),
imajinasi, kreativitas dan karya – karya intelektual. Jenis penialain
psikomotorik ;
-
Untuk kerja atau
kinerja ( performance) yaitu aktivitas pembelajaran dalam bentuk unjuk kerja
yang dilakukan oleh siswa baik individual maupun kelompok.
-
Penilaian proyek (
project assesment ) yaitu kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode / waktu tertentu.
-
Penialaian portofolio
yaitu m,erupakan penilian atas kumpulan karya atau artefak yang menunjukakan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
3. Penialian
Afektif
Ranah afektif meliputi peningkatan
pemberian respons, sikap, apresiasi, penilaian, minat, danninternalisasi.
Penilaian ini bertujuan utama untuk mengetahui karakter siswa dalam proses
pembelajaran.
- Penialain
afektif pada saat proses belajar adalah bagaimana sikap respons dan minat siswa
terhadap proses belajar. Dengan indikator minimal yaitu : 1). Sikap siswa
terhadap dirinya sendiri selama proses belajar. 2). Sikap siswa dalam hubungan
dengan guru selama proses belajar. 3). Sikap siswa dalam hubungan dengan teman
– temannya selama proses pembelajaran. 4). Sikap siswa dalam hubungan dengan
lingkungannya selama proses belajar. 5). Respons siswa terhadap materi
pembelajaran.
- Penilain
afektif diluar proses belajar adalah penilaian terhadap sikap dan perilaku
siswa dipandang dari sikap internal dan hubungannya dengan lingkungan sekolah
yang lain. Sedangkan penilaian afektif dirumah biasanya dilakuakan oleh orang
tua untuk mengisi buku penyambung yang memuat kebiasaan – kebiasaan baik siswa
dirumah.
·
Keseimbangan Tiga
Ranah
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
-
Penilaian aspek
kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus
dicapai.
-
Penilaian aspek
afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik didalam
maupun diluar kelas.
-
Penilaian aspek
psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajr mengajar.
KEUNGGULAN BUKU
A.
Keterkaitan Antara Bab
Buku ini tidak
memaparkan dalam bentuk bab namun dalam bentuk bagian, buku ini teridiri dari 3
bagian ( Bagian I,II,III ). Setiap bagiannya berisikan sub - sub judul yang berisi
beberapa penjelasan bagian per sub judulnya.
Pada sub - bab1
menceritakan tentang special moment, saat – saat istimewa yaitu pengalaman
dalam proses pembelajaran ketika seorang guru menemukan saat – saat berkesan
dalam pekerjaanya. Pada sub – bab 2 menjelaskan teori multiple intelligences
yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Pada sub – bab 3 menjelaskan indikator
sekolah unggul dengan pernyataan sekolah unggul adalah the best process dan
bukan the best input. Pada sub – bab 4 menceritakan strategi pembelajaran
dengan multiple inttigences dan pada sub - bab 5 membahas tentang proses akhir
pembelajarab yaitu penilaian dan laporan.
Pada penjelasan bagian
diatas dinyatakan bahwa adanya hubungan
keterkaitan pada setiap bagian bab nya, dimulai dari pengenalan cerita yang
kemudia masuk ke teori hingga menceritakan strategi dan melakukan penilaian
untuk menciptakan sekolahnya manusia. Materi satu dengan lainnya memiliki
kaitan kejelasannya dalam mencapai tujuan sekolahnya manusia.
B.
Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini merupakan
buku dengan cetakan yang terbaru dengan “ edisi diperkaya” yang merupakan cetakan II bandung, tahun
2016. Materi yang terkandung berisikan materi materi yang mutakhir atau terbaru
dari materi edisin sebeumnya. Hal ini dapat dilihat dari isi buku yang
menjelaskan sekolah sekolah yang telah megikuti pelatiha multiple intteligences yaitu berkisar tahun (
2003 – 2009 ).
Materi materi terbaru
tersusun secara sistematis dan buku mengandung materi materi kreativ dan
inovatif yang menjadikan sebuah keunggulan pada buku ini. Sehingga memilki rasa
ketertarikan untuk membaca dengan adanya lampiran lampiran yang mendukung
materi.
KELEMAHAN BUKU
A.
Keterkaitan Antara Bab
Pada umunnya buku ini hampir tidak
memiliki kekurangann seacara susunan keterkaitan antara bab. Karena materi
disusun dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
materi isi buku secara sistematis.
Namun pada bagian antara memiliki
ketidak jelasan batasan sehingga terkadang pembaca tidak mengetahui bahwa telah
melewati batasan isi dengan judul awalnya.
B.
Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini merupakan
buku cetakan terbaru yang artinya berisikan materi materi yang mutakhir atau
terbaru dari buku dengan cetakan sebelumnya. Namun berdasarkan lampiran dan
catatan catatan sekolah yang telah mengikuti pelatihan multiple intelligences
bahwa buku ini memuat lebih dari 5 tahun kebelakang dari tahun terbitnya yaitu
tahun 2016, sedangkan lamoiran berkisar antara tahun ( 2003 – 2009 ).
Pada dasarnya buku ini
memiliki kemutakhiran atau keterbaruan dari materi yang ada pada umumnya.
Dengan pemamparan materi yang kreative dan bahasa yang sangat mudah dipahami
menjadikan buku ini minim akan kekurangan kekurangan.
IMPLIKASI TERHADAP
A.
Teori atau Konsep
Buku
yang berjudul sekolahnya manusia ini adalah buku yang mengajarkan tentang
kecerdasan, yaitu menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa yaitu sekolah
berbasis MI ( Multiple Intelligences ). Buku ini mengandung materi materi yang
terbarukan yang mengacu pada konsep kecerdasan. Teori yang mengacu bukan hanya
pada sekolah Multiple Intelligences tetapi memaparkan kisah kisah serta cara
inspirasi dalam mengajar.
B.
Program Pembangunan di
Indonesia
Indonesia
merupakan negara yang pendidikannya banyak tertinggal di daerah daerah pelosok
negeri, sekolah merupakan tempat dimana peserta didik mengenyam pendidikan,
kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten dibidangnya menyebabkan kualitas
pendidikan indonesia sangatlah butuh perhatian lebih dari pemerintah. Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan sebuah negara hal ini juga
di katakan pada buku ini.
Buku
ini mengacu kepada sekolah dengan penerapan sekolah yang berbasia multiple
intelligences. Yaitu membahas tentang menghargai kecerdasan serta mencantumkan
kepada kisah kisah dan pengalaman serta menwarkan solusi pendidikan di
indonesia. Dari sudut pandang buku ini telah memaparkan kntribusinya terhadap
pembangunan indonesia.
Sedangkan
dari sudut pandang mahasiswa dengan melakukan critical book report ini
diharapkan untuk lebih kritisi terhadap isi dan materi buku sehingga
meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia, sehingga dapat mewujudkan apa yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mendukung terhadap pembangunan Indonesia.
C.
Analisis Mahasiswa
Sekolah
bukanlah hanya suatu tempat yang dilakukan oleh guru untuk mengajar. Mengajar
bukan lah hal mudah untuk dilakukan karena mengajar bukan hanya berdiri didepan
kelas atau forum dan menyampaikan materi yang ada sampai bel menunjukkan waktu
pulang, tapi mengajar ialah bagaimana kita menyetuh hati peserta didik,
mengisnpirasi mereka, memberikan pedoman, motivasi bagi mereka serta membentuk
karaketiristika mereka serta menghargai Multiple Intelligences yang mereka
miliki.
Melalui
Critical Book report ini semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
mengkritisi dan menganalisi isi dan materi yang terkandung pada buku ini dan
pada segala sesuatu yang ada pada pandangan mahasiswa demi mewujudkan sekolahnya
manusia dengan pendidikan yang berkualitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sekolah
adalah tempat siswa atau bisa disebut peserta didik untuk mengenyam pendidikan,
mendapatkan ilmu, membentuk karakter dan membangun potensi kecerdasan diri.
Demi mewujudkan ketercapaian dari tujuan sekolah tersebut maka terbentuklah
sebuah sekolah manusia yaitu sekolah yang berbasis menghargai berbagai jenis
kecerdasan siswa. Cara untuk membangun sekolahnya manusia ialah dengan
penerapan sekolah Multiple intelligences.
Dengan
dilakukannya CBR ini diharpakan bagi mahasiswa khususnya dan pembaca / pendidik
umunya untuk memeberikan perubahan untuk sekolahnya manusia pada pendidikan
indonesia dengan menghargai berbagai jenis kecerdasan serta mengajar dengan inofatif,
kreatif dan efektif. Sehingga terwujudnya negeri dengan pendidikan yang
berkualitas serta mewujudkan dari pembukan UUD “ mencerdaskan kehidupan bangsa”
yang berdampak terhadap pembangunan bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment