Sunday, October 29, 2017

Cara mengubah text format copas dari file pdf to ms. word



Hi guys. kali ini aku akan kasih tau bagaimana caranya dengan mudah mengubah format tulisan yang berantakan di ms. word . Biasanya kalau kita copas jurnal dari file pdf ke word itu hasilnya berantakan, jarak atau spasi  antara parafgraf itu banyak sekali, Padahal sebenarnya semua kalimat itu cuman satu paragraf.



Nah caranya itu gampang



1. Pilih text yang akan di copy dari pdf , kemudian paste ke ms. word

2. setelah text berhasil disalin kemudian block semua text dan klik tombol ( CTRL + H ) pada keyboard anda

3. Setelah muncul dialog Find and Replace , maka pada kolom Find ketik dengan ( ^p) , dan kolom Replace ketik dengan (klik tombol space sekali aja ) .

4. kemudian klik dilayar "Replace All " dan klik yes , selanjutnya OK .

5. Selesai Text tersebut sudah tersusun hanya 1 paragraf bukan banyak paragraf .



Bagaimana, teman - teman mudahkan!! jadi kita enggak perlu repot lagi kalau misalnya copas terus hasilnya berantakan.



Selamat Mnecoba






















Monday, October 23, 2017

Tuesday, October 3, 2017

Critical Book Report Sekolahnya Manusia Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan Peserta Didik

CRITICAL BOOK REPORT
“ SEKOLAHNYA MANUSIA ”
                                                         Munif Chatib  

Kaifa, Bandung Cetakan II:  2016 , 178 Hlm.




      
 

OLEH:


RAHMAT RAHMADAN SAHPUTRA
4153141046


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
PENGANTAR
Pendidikan Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, banyaknya pendidikan yang tidak layak di daerah daerah terbelakang, tertinggal dan terpelosok negeri ini. Anggara pendidikan yang dialokasikan pada APBNP tahun 2016 adalah sebsar Rp. 416,6 triliun dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 414,6 triliun hal ini dilakukan agar mengurangi ketidak layak yang terjadi pada pendidikan dia daerah pelosok negeri indonesia. Namun pada faktanya masih banyak anak anak yang tidak sekolah dan banyak nya sekolah yang tidak layak akan pendidikannya.
Anak – anak yang kita anggap “ istimewa” adalah anak anak dengan kecerdasan yang tidak diapresiasi budaya kita. Membangun sekolah, hakikatnya adalah membangun keunggulan sumber daya manusia. Sayangnya banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh banyak potensi siswa – siswa didiknya. Sekolah manusia adalah sekolah berbasis MI ( Multiple Intelligences ) yaitu sekolah yang menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa.
Dengan dibuatnya tugas Critical Book Reeport ini diharapakan bagi siswa untuk membaca, memahami dan menganalisis materi pada buku yang akan memberikan dampak untuk memicu semangat berinovasi calon pendidik tanah air agar menjadikan sebuah sekolah yang berjuluk sekolahnya manusia. Pendidik juga harus sadar akan relevansi metode metode perkembangan jaman, karena metode yang baik digunakan pada saat ini tidak menolak kemungkinan untuk tidak baik menjadi metode pengajaran dimasa yang akan datang.








RINGKASAN ISI BUKU


Identitas buku
·                     Judul Buku                  : Sekolahnya Manusia
·                     Nama pengarang         : Munif Chatib
·                     ISBN                           : 978-602-7870-93-2
·                     Tahun terbit                 : Cetakan II Edisi diperkaya  
     Oktober 2016
·                     Penerbit                       : Kaifa , Bandung
·                     Ukuran & tebal buku  : 24cm & 178 Hlm + xvii

BAGIAN I : BUKAN MEREKA YANG BERMASALAH
1.    SEKOLAH YANG MELOMPAT
Kisah perjuangan sekolah untuk bangkit dari tidur yang panjang. Smp ini jam masuk sekolah pada siang hari dan ruang kelas serta ruang kepalasa sekolah digunakan bersama oleh murid SD. Untuk menyembuhkan penyakit parah ini, para pengurus yayasan berniat melakukan perombakan sistem. Mereka menerapkan Multiple Intelligences System ( MIS ). Satu per satu sistem MIS dijelaskan dan dilaksanakan dengan konsisten, ikhlas, dan niat untuk berhsil. Alhamdulillah tahun pertama perbaikan pembelajaran terlihat. Tahun keuda , sekolah ini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan tahun ketiga sekolah ini menjadi aset kabupaten.
Kisah tersebut membuktikan bahwa bagaimana Mutliple Intelligences System ( MIS ) bekerja secara efektif dan sumberdaya manusia bangsa sangat mampu untuk menjadi lebih baik dan maju. Semua bergantung pada ada tidaknya niat baik ( good – will ).
·         Special Moments : Bukan Anak – Anak Itu Yang Bermasalah
Setiap insan terlahir dengan perbedaan genetik, kombinasi perbedaan genetik dan pengalaman hidup mentransformasi seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter dasar ( baca ; potensi, minat dan bakat ) yang unik. 
Dalam sistem pendidikan yang serba seragam, perbedan kerap menjadi masalah bagi pihak sekolah dan siswa. Sistem pendidikan cendrung menyamaratakan standart kecerdasan satu siswa dengan siswa lainnya dengan penilaian metode dan parameter yang sangat sempit, yaitu aspek kognitif saja.
Pada bab ini diceritakan kisah momen – momen spesial yang memotret perlawanan yang dipelopori oleh siswa – siswa cerdas dan guru – guru yang bijak. Kenyataannyaa siswa yang awalnya sulit memahami materi dari gurunya, tiba tiba berubah menjadi mudah mempelajari materi ketika gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa.
·         Efek MI : Para Guru Terus Mau Belajat dan Mencipta
Pada materi ini memaparkan kisah – kisah para guru yang berhasil diberdayakan oleh Multiple Intelligences ( MI ).
BAGIAN II : PERSOALAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
2.    SEKOLAH MULTIPLE INTELLIGENCES
·      Redefinisi Kecerdasan, Sebuah Awal Yang Manusiawi
Pemahaman makna kecerdasan merupakan awal dari aplikasi banyak hal yang terkait dalam diri manusia, terutama dalam dunia pendidikan. Selanjutnya menjadi awal penyusunan dan aplikasi sebuah sistem pendidikan.
1.    Kecerdasan Tidak Dibatasi Tes Formal
Kecerdasan seseorang selalu berkembang ( dinamis ), tidak statis. Menurut gardner, kecerdasan dapat dilihat dari kebiasaan seseorang. Valentine Dmitriev Ph.D. mengatakan bahwa ada dua faktor dalam perkembangan otak yaitu faktor keturunan dan lingkungan. Tidak banyak yang bisa dilakukan orangtua untuk mengubah warisan gen seorang bayi, tetapi sangat banyak yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan faktor lingkungan guna meningkatkan potensi perkembangan seorang anak. Kecerdasan itu sangat berkaitan dengan kebiasaan, yaitu perilaku yang berulang ulang. Ketika IQ sesorang setiap harinya dilatih berulang ulang maka hasil IQ akan meningkat.
2.    Kecerdasan itu multidimensi
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari banyak dimensi. Gardner memberi label multiple ( jamak atau majemuk ) pada luasnya makna kecerdasan. Gardner membuktikan ranah – ranah kecerdasan yang ditemukan gardner terus berkembang mulai dari 6 kecerdasan hingga 9 kecerdasan.
3.    Kecerdasan, Proses Discovering Ability
Metode ini meyakini bahwa setiap orang memilki kecerdasan-kecerdasan tertentu yang harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan. MIS menyarankan untuk mengembangkan kemampuan / kelebihan anak dan mengubur kelemahan / ketidak mampuannya.
·      Ketika Multiple Intelligences (MI ) Diterapkan  di Sekolah
1.    Beberapa elemen sistem pendidikan Indonesia kurang sejalan dengan “sistem pendidikan yang proposional (manusiawi dan seimbang)” yang secara teoritis terdapat pada alur input (penerimaan siswa), process (proses KBM) dan output (assessment).
2.    Pemahaman yang salah tentang makna sekolah unggul di Indonesia. Indikator kebanyakan sekolah unggul sekarang ini dititikberatkan pada the best input (menyeleksi siswa baru dengan ketat, menerima yang pandai saja).
3.    Proses belajar yang menggunakan kreativitas tingkat tinggi. Permasalahan: rendahnya kemampuan guru mengajar dengan kreativitas yang baru dan menarik.
4.    Masih belum menggunakan penilaian autentik

BAGIAN III – SOLUSI PENDIDIKAN DI NDONESIA: MULTIPLE INTELLIGENCES
3.    INDIKATOR SEKOLAH UNGGUL
·      “The Best Input” Atau “The Best Output”
Setiap anak pasti memilki minimal satu kelebihan karena pada konsep MI tidak ada anak yang bodoh. Sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada kualitas para tenaga pengajar di sekolah tersebut. Apabila kualitas tenaga pengajar pada sekolah tersebut baik maka mereka akan berperan sebagai agen pengubah bagi siswanya. Sekolah unggul adalah sekolah yang para gurunya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing kearah perubahan yang lebih baik dalam arti lain gurunya mampu mengubah kualitas akademis dan moral siswanya dari yang awalnya bandal, malas, menjadi positif.
Resiko bagi pengurus sekolah yang mengklaim sebagai sekolah unggul adalah mau menerima semua siswa apa adanya tanpa pandang bulu dan tapa menerapkan test seleksi. Karena prinsip sekolah unggul adalah: Tidak ada siswa yang bodoh. Lalu bagaimana proses penerimaan siswa baru apabila tidak ada siswa yang dianggap bodoh?  Melalui MIR (Multiple Intelligences Research). Apabila sekolah hanya dapat menampung 100 siswa, maka setelah ada 100 siswa yang mendaftar dan mengikuti test MIR pendaftaran akan langsung ditutup. Sekolah unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia, yang menghargai setiap potensi yang ada pada diri siswa, yang membuka pintunya pada semua siswa.
·      Multiple Intelligences Research ( MIR )
·      MIR dan Gaya Belajar Anak
Banyaknya kegagalan siswa mencerna informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Gaya mengajar adalah strategi transfer informasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa. Gaya belajar tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Salah satu asas Quantum Learning (Bobbi DePorter): Setelah guru memahami gaya belajar siswa, setiap guru akan masuk ke dunia siswa sehingga siswa dapat merasa nyaman dan tidak menghadapi resiko kegagalan dalam proses belajarnya.
·      MIR dan Bakat Anak
Potensi bakat itu harus dipicu. MIR adalah alat riset yang dapat membantu orangtua menemukan bakat terpendam anaknya. Fungsi Penting Hasil MIR Sebagai data informasi tentang kondisi psikologis kecerdasan anak. Sebagai anjuran kepada orangtua untuk melakukan aktivitas kebiasaan/kegiatan kreatif guna memancing dan mengembangkan bakat anak tersebut.
4.    STRATEGI PEMBELAJARAN MI (MULTIPLE INTELLIGENCES)
·      Kesalahan Penerapan MI di Sekolah
·      MI Bukan Bidang Studi
MI adalah strategi pembelajaran untuk materi apapun, bukan bidang studi. (contoh: kecerdasan linguistik dianggap bidang studi Bahasa Indonesia). Strategi bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya.
·      MI bukan kurikulum
MI bukan kurikulum, melainkan strategi pembelajaran berupa rangkaian aktivitas belajar yang merujuk pada indikator hasil belajar yang sudah ditentukan oleh silabus. MI sulit diterapkan pada dunia pendidikan yang mengacu pada kurikulum berbasis materi. Kurikulum berbasis materi hanya melihat dan menilai keberhasilan siswa dengan melihat sedikit banyaknya pengetahuan dan hafalan bidang studi. MI cocok bila diterapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi dan komprehensif. Sebagus apapun kurikulum tersebut apabila tidak dijalani dengan strategi belajar yang menarik dan menyenangkan siswa, kurikulum tersebut akan sulit mencapai keberhasilan.
·      Penyakit Disteachia
Penyakit yang diderita oleh guru, yaitu penyakit “salah mengajar” (Thomas Armstrong, Ph.D,.) Mengandung 3 Virus:
1.    Teacher Talking Time Guru yang menghabiskan 80% waktunya dikelas untuk berbicara, berceramah, bercerita dan menganggap bahwa mereka didengarkan oleh siswa padahal kenyataannya siswa kebanyakan tidur, mengobrol, dan melamun. Dan guru yang terkena virus ini menganggap itu sudah cukup untuk memenuhi kewajiban mengajar. Dalam strategi pembelajaran, ketika guru mengajar belum tentu siswanya belajar.
2.    Task Analysis : Guru biasanya langsung masuk ke penyampaian materi tanpa menjelaskan kegunaan materi dalam kehdupan sehari-hari. Global analysis juga harus diberikan kepada siswa agar mereka dapat mendapatkan gambaran seperti apa materi yang akan diajarkan, Dengan begitu setelah diberikan materi yang sudah dikembangkan/dipecah-pecah, siswa tidak akan bingung karena sudah mempunyai gambaran dari inti materi yang dipelajari. (Global analysis: Puzzle utuh gajah ful, Task analysis: puzzle yang sudah dipecah-pecah) TK – SD: lebih baik menggunakan logika deduksi (umum-khusus atau global analysis – task analysis) sedangkan SMP – SMA: kombinasi antara induksi (khusus – umum) dan deduksi.
3.    Tracking: pengelompokan siswa ke dalam beberapa kelas berdasarkan kemampuan kognitifnya. Output tracking adalah pembagian kelas menjadi kelas untuk anak pintar dan kelas untuk anak bodoh. Contoh: konsep kelas akselerasi. Menurut Thomas Armstrong, perkembangan psikologi dan kompetensi seorang siswa pandai yang masuk dalam kelas khusus anak pandai mempunyai risiko kemunduran tingkat kecerdasan. Hal ini terjadi karena adanya kompetisi yang menimbulkan ketegangan, apabila seorang siswa tertinggal sedikit saja dari temannya ia akan langsung merasa frustasi dan murung. Itu sangat berisiko buruk bagi perkembangan psikologis pendidikan anak tersebut.
·      Strategi Pembelajaran MI
Pelaksanaan strategi ini akan menjadi lebih mudah jikah langkah pertama fokus pada model aktivitas pembelajaran dahulu, baru setelah itu dilakukan analisa terhadap aktivitas tersebut berkaitan dengan kecerdasan apa saja. Bukan fokus kepada kecerdasan tertentu baru menguraikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kecerdasan tersebut dan tidak menyentuh kecerdasan lain.
Contoh-contoh beberapa strategi pembelajaran dengan MI: menulis puisi tentang materi pelajaran (kecerdasan linguistic, intrapersonal, interpersonal dan kinestetis), Teater Aristoteles (ajang mengeluarkan pendapat dan ajang unjuk bakat siswa), movie learning, be a discoverer, dll.
Ketika guru fokus untuk model aktivitas yang kreatif dan inovatif, proses pembelajaran akan menarik minat siswa untuk belajar dengan antusias dan menikmati proses pembelajaran. Aplikasi langsung dari materi pembelajaran secara otomatis akan masuk dalam memori jangka panjang dan tidak akan terlupakan seumur hidup.
·      Merancang Strategi Pembelajaran
·      Paradigma Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah,antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima infromasi. Proses transfer pengetahuan dalam pembelajaran akan berhasil apabila waktu terlama difokuskan kepada kondisi siswa beraktivitas, bukan pada guru mengajar.
·      Modalitas Belajar
Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki. Terdapat tiga macam modalitas ; 1). Visual yaitu mengakses citra visual, warna, gambar,catatan, tabel, diagram, grafik, peta pikiran, dan hal lainnya,: 2). Auditorial yaitu mengakses segala jenis bunyi, suara musik nada, irama, cerita, dialog dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan cerita lagu syair, dan hal lainnya,; 3). Kinestetik yaitu mengakses segala jenis gerak, aktivitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal lainnya.
·      Memori Jangka Panjang
Mengaitkan materi  yang diajarkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari- hari yang mengandung keselamatan hidup. Menyampaikan materi kepada siswa dengan melibatkan emosinya. Hindarkan pemberian materi secara hambar dan membosankan. Serta melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa merasa mempunyai kemampuan untuk memnunjukkan eksistensi dirinya.
·         Membuat Produk Hasil Belajar
Sekolah sekarang tidak memberikan pembelajaran dan pelatihan yang dapat menunjang para siswa untuk secara kreatif membuat produk. Akibatnya siswa menganggap sekolah adalah tempat yang memberikan informasi sepihak dan jarang sekali menjadi ajang untuk kreativitas siswa-siswanya. Sekolah tidak pernah menjadi saluran potensi diri yang dimiliki siswa, padahal penyaluran potensi diri itu penting dalam mendukung eksistensi diri siswa saat menghadapi kehidupan bermasyarakat. Misi Pendidikan seharusnya: BISA APA bukan TAHU APA.
Produk hasil belajar: Benda/karya intelektual (majalah sekolah, lukisan, cerpen, dll),                Dapat ditampilkan dan punya manfaat langsung seperti penampilan (drama, grup musik, dll). Memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan kemampuan dan karyanya di depan publik. Proyek Edukasi (pameran pendidikan/exhibition, bantuan bencana alam, solusi kemacetan kota, dll). Proyek yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pengetahuan siswa yang diawali dengan pencaran masalah, perencanaan, laporan hasil dan evaluasi.
·      Menjadi Guru MI ( Multiple Intekkigences )
MI dapat berhasil bila didukung guru yang professional: Bersedia untuk selalu belajar. Secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar. Bersedia diobservasi. Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas. Memiliki karakter yang baik.

5.    PENILAIAN AUTENTIK
·      Model Penilaian
Terdapat dua model penilaian yang umum digunakan yaitu penilaian standart dan penilaian autentik. Penilaian standart adalah penilaian tradisional yang banyak mempunyai keterbatasan dalam mengukur kemampuan pserta didik secara kompherensif. Penilaian autentik merupakan paradigma yang fundamnetal dari penilaian standar.
·      Konsep Dasar
Penilaian nya memiliki model yang beragam baik dlaam bentuk tes dan nontes serta bagaimana cara memberikan penilaian sekaligus pelaporan tetap memiliki konsep dasar.
1.      Tes Berkualitas = Tes Yang Dapat Dikerjakan
Cara tepat untuk membuat tes yang berkualitas adalah  model Opne Book. Dengan cara ini guru akan mengubah konten soal dari yang sulit menjadi soal yang menantang seperti ;
-          “ apa yang akan terjadi dalam proses pencernaan makanan, apabila sessorang punya kebiasaan memakan makanan tanpa mengunyah ” ?
2.      Abilitiy Test, Bukan Disability Test
Yaitu tes kemampuan adalah  tes yang mengandung konten dan instruksi yang mencerminkan kemampuan siswa dalam ranah yang lebih luas.
3.      Discovering Ability
Yaitu aktivitas guru untuk menjelajahi kemampuan siswa pada saat hasil tes siswa dibahwa standart ketuntasan, yang artinya untuk meminta siswa menjawab soal yang sama dengan cara yang lain.
4.      Penilaian Berbasis Proses
Pada setiap pembelajaran dilakaukan pengambilan test. Dengan tujuan nilai hasil akhir adalah rata rata dari tatap muka pertama sampai ketiga dengan kategori ranah penilaian masing masing, yaitu ranah kognitif,psikomotorik,afektif.
5.      Taksonomi Bloom
Yaitu memberikan test dengan tingkatan soal dari tahpan ; pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, sintetis, hingga tahap evaluasi sehingga tercipta daya tantangan bagi peserta didik.
6.      Konspe Ipsative
Yaitu perkembangan hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebeleum dan sesudah mendapatakan materi pembelajaran. Perbandingan anatar siswa tidak dilakukan sehingga tidak ada rangking. Rangking hanya mengeksistensian siswa tertentu dan lainnya tidak mendapat perhatian guru.
·       Metode Penilaian Autentik
Alur penilaian autentik atau prosesfolio yaitu ; 1).  Prosesfolio yaitu penilaian berbasis proses, 2). Aktivitas Belajar yaitu proses belajar, 3). Portofolio yaitu alat untuk merangkum / me – record penilaian pada proses pembelajaran yang mengarah pada penilaian ( Kognitif, Psikomotorik, Afektif ).
·      Jenis Penialian Autentik
1.    Penilaian Kognitif ( Pengetahuan )
Meliputi tingkatan menghafal , memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi. Jenis penialian meliputi TES ( Lisan dan tertulis ) dan TUGAS. Tes tertulis yaitu ulangana harian, tengah semseter, akhir semester,dan tahuanan. Sedangkan Tugas adalah jenis penialian kognitif berupa tes yang biasanya dikerjakan secara kelompok atau menjadi pekerjaan rumah.
2.      Penilaian Psikomotorik ( Keterampilan )
Kompetensi ranah psikomotorik meliputi apa yang dapat diraih dengan aktivitas pembelajaran bukan tes, melainkan aktivitas yang memerlukan gerak tubuh atau perbuatan, kinerja ( performance ), imajinasi, kreativitas dan karya – karya intelektual. Jenis penialain psikomotorik ;
-          Untuk kerja atau kinerja ( performance) yaitu aktivitas pembelajaran dalam bentuk unjuk kerja yang dilakukan oleh siswa baik individual maupun kelompok.
-          Penilaian proyek ( project assesment ) yaitu kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode / waktu tertentu.
-          Penialaian portofolio yaitu m,erupakan penilian atas kumpulan karya atau artefak yang menunjukakan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
3.    Penialian Afektif
Ranah afektif meliputi peningkatan pemberian respons, sikap, apresiasi, penilaian, minat, danninternalisasi. Penilaian ini bertujuan utama untuk mengetahui karakter siswa dalam proses pembelajaran.
-       Penialain afektif pada saat proses belajar adalah bagaimana sikap respons dan minat siswa terhadap proses belajar. Dengan indikator minimal yaitu : 1). Sikap siswa terhadap dirinya sendiri selama proses belajar. 2). Sikap siswa dalam hubungan dengan guru selama proses belajar. 3). Sikap siswa dalam hubungan dengan teman – temannya selama proses pembelajaran. 4). Sikap siswa dalam hubungan dengan lingkungannya selama proses belajar. 5). Respons siswa terhadap materi pembelajaran.
-       Penilain afektif diluar proses belajar adalah penilaian terhadap sikap dan perilaku siswa dipandang dari sikap internal dan hubungannya dengan lingkungan sekolah yang lain. Sedangkan penilaian afektif dirumah biasanya dilakuakan oleh orang tua untuk mengisi buku penyambung yang memuat kebiasaan – kebiasaan baik siswa dirumah.
·      Keseimbangan Tiga Ranah
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
-          Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai.
-          Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas.
-          Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajr mengajar.  



KEUNGGULAN BUKU
A.                Keterkaitan Antara Bab
Buku ini tidak memaparkan dalam bentuk bab namun dalam bentuk bagian, buku ini teridiri dari 3 bagian ( Bagian I,II,III ). Setiap bagiannya berisikan sub - sub judul yang berisi beberapa penjelasan bagian per sub judulnya.
Pada sub - bab1 menceritakan tentang special moment, saat – saat istimewa yaitu pengalaman dalam proses pembelajaran ketika seorang guru menemukan saat – saat berkesan dalam pekerjaanya. Pada sub – bab 2 menjelaskan teori multiple intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Pada sub – bab 3 menjelaskan indikator sekolah unggul dengan pernyataan sekolah unggul adalah the best process dan bukan the best input. Pada sub – bab 4 menceritakan strategi pembelajaran dengan multiple inttigences dan pada sub - bab 5 membahas tentang proses akhir pembelajarab yaitu penilaian dan laporan.
Pada penjelasan bagian diatas dinyatakan  bahwa adanya hubungan keterkaitan pada setiap bagian bab nya, dimulai dari pengenalan cerita yang kemudia masuk ke teori hingga menceritakan strategi dan melakukan penilaian untuk menciptakan sekolahnya manusia. Materi satu dengan lainnya memiliki kaitan kejelasannya dalam mencapai tujuan sekolahnya manusia.

B.                 Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini merupakan buku dengan cetakan yang terbaru dengan “ edisi diperkaya”  yang merupakan cetakan II bandung, tahun 2016. Materi yang terkandung berisikan materi materi yang mutakhir atau terbaru dari materi edisin sebeumnya. Hal ini dapat dilihat dari isi buku yang menjelaskan sekolah sekolah yang telah megikuti pelatiha  multiple intteligences yaitu berkisar tahun ( 2003 – 2009 ).
Materi materi terbaru tersusun secara sistematis dan buku mengandung materi materi kreativ dan inovatif yang menjadikan sebuah keunggulan pada buku ini. Sehingga memilki rasa ketertarikan untuk membaca dengan adanya lampiran lampiran yang mendukung materi.


KELEMAHAN BUKU
A.                Keterkaitan Antara Bab
          Pada umunnya buku ini hampir tidak memiliki kekurangann seacara susunan keterkaitan antara bab. Karena materi disusun dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untuk memahami materi isi buku secara sistematis.
          Namun pada bagian antara memiliki ketidak jelasan batasan sehingga terkadang pembaca tidak mengetahui bahwa telah melewati batasan isi dengan judul awalnya.

B.                 Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini merupakan buku cetakan terbaru yang artinya berisikan materi materi yang mutakhir atau terbaru dari buku dengan cetakan sebelumnya. Namun berdasarkan lampiran dan catatan catatan sekolah yang telah mengikuti pelatihan multiple intelligences bahwa buku ini memuat lebih dari 5 tahun kebelakang dari tahun terbitnya yaitu tahun 2016, sedangkan lamoiran berkisar antara tahun ( 2003 – 2009 ).
Pada dasarnya buku ini memiliki kemutakhiran atau keterbaruan dari materi yang ada pada umumnya. Dengan pemamparan materi yang kreative dan bahasa yang sangat mudah dipahami menjadikan buku ini minim akan kekurangan kekurangan.




IMPLIKASI TERHADAP
A.           Teori atau Konsep
Buku yang berjudul sekolahnya manusia ini adalah buku yang mengajarkan tentang kecerdasan, yaitu menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa yaitu sekolah berbasis MI ( Multiple Intelligences ). Buku ini mengandung materi materi yang terbarukan yang mengacu pada konsep kecerdasan. Teori yang mengacu bukan hanya pada sekolah Multiple Intelligences tetapi memaparkan kisah kisah serta cara inspirasi dalam mengajar.
B.            Program Pembangunan di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang pendidikannya banyak tertinggal di daerah daerah pelosok negeri, sekolah merupakan tempat dimana peserta didik mengenyam pendidikan, kurangnya tenaga pengajar yang berkompeten dibidangnya menyebabkan kualitas pendidikan indonesia sangatlah butuh perhatian lebih dari pemerintah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan sebuah negara hal ini juga di katakan pada buku ini.
Buku ini mengacu kepada sekolah dengan penerapan sekolah yang berbasia multiple intelligences. Yaitu membahas tentang menghargai kecerdasan serta mencantumkan kepada kisah kisah dan pengalaman serta menwarkan solusi pendidikan di indonesia. Dari sudut pandang buku ini telah memaparkan kntribusinya terhadap pembangunan indonesia.
Sedangkan dari sudut pandang mahasiswa dengan melakukan critical book report ini diharapkan untuk lebih kritisi terhadap isi dan materi buku sehingga meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia, sehingga dapat mewujudkan apa yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mendukung terhadap pembangunan Indonesia.
C.            Analisis Mahasiswa
Sekolah bukanlah hanya suatu tempat yang dilakukan oleh guru untuk mengajar. Mengajar bukan lah hal mudah untuk dilakukan karena mengajar bukan hanya berdiri didepan kelas atau forum dan menyampaikan materi yang ada sampai bel menunjukkan waktu pulang, tapi mengajar ialah bagaimana kita menyetuh hati peserta didik, mengisnpirasi mereka, memberikan pedoman, motivasi bagi mereka serta membentuk karaketiristika mereka serta menghargai Multiple Intelligences yang mereka miliki.
Melalui Critical Book report ini semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengkritisi dan menganalisi isi dan materi yang terkandung pada buku ini dan pada segala sesuatu yang ada pada pandangan mahasiswa demi mewujudkan sekolahnya manusia dengan pendidikan yang berkualitas.  



KESIMPULAN DAN SARAN
Sekolah adalah tempat siswa atau bisa disebut peserta didik untuk mengenyam pendidikan, mendapatkan ilmu, membentuk karakter dan membangun potensi kecerdasan diri. Demi mewujudkan ketercapaian dari tujuan sekolah tersebut maka terbentuklah sebuah sekolah manusia yaitu sekolah yang berbasis menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa. Cara untuk membangun sekolahnya manusia ialah dengan penerapan sekolah Multiple intelligences.
Dengan dilakukannya CBR ini diharpakan bagi mahasiswa khususnya dan pembaca / pendidik umunya untuk memeberikan perubahan untuk sekolahnya manusia pada pendidikan indonesia dengan menghargai berbagai jenis kecerdasan serta mengajar dengan inofatif, kreatif dan efektif. Sehingga terwujudnya negeri dengan pendidikan yang berkualitas serta mewujudkan dari pembukan UUD “ mencerdaskan kehidupan bangsa” yang berdampak terhadap pembangunan bangsa Indonesia.



           


Friday, September 29, 2017

Critical Book Report Filsafat Pendidikan

Karya karya bodoh: Critical Book Report Filsafat Pendidikan: Filsafat Pendidikan CRITICAL BOOK REPORT “ PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN ” 1. Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. ( Buku Utama ) 2. Dr. Ed...

Critical Book Report Filsafat Pendidikan

Filsafat Pendidikan

CRITICAL BOOK REPORT
PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. ( Buku Utama )
2. Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS ( Buku Pembanding )
ALFABETA BANDUNG CETAKAN V : 2017, 183 Hlm.
  






OLEH:

RAHMAT RAHMADAN SAHPUTRA
4153141046



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.
Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya.
Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang pencipta.

1.2    TUJUAN
Critical Report Book ini bertujuan untuk :
1.      Membandingkan dua buku Filsafat Pendidikan dengan pengarang yang berbeda
2.      Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu buku

1.3    MANFAAT  
1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan
2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri.
3. Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk buku dan perbandingan buku.



BAB II
ISI BUKU

BUKU UTAMA ( FILSAFAT PENDIDIKAN oleh DRs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. )
BAB I PENDAHULUAN
A.  Praktik pendidikan dan teori pendidikan
1.              Praktik pendidikan
Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.
2.              Teori pendidikan
Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.
2.      Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3.      Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
B.  Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.
1.    Pendekatan sains
Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah – masalah pendidikan.
2.    Pendekatan filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
3.    Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4.    Pendekatan Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.
5.    Pendekatan dalam Penulisan
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara filosofis.


BAB II FILSAFAT
A.  Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan universal.
B.  Model – model Filsafat
1.    Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato sebagai pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia, masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif adalah upaya mencari  dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
2.    Filsafat prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan penilaian tentang seni.
3.    Filsafat analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik positivistik logis mengacu pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.         
C.  Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia, baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta kesibukan manusia di dunia.
D.  Lapangan Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan masalah nilai.
1.        Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang dapat ditangkap oleh pancaindra.
2.        Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan wahyu, Pengetahuan intuitif, Pengetahuan rasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritas
Teori pengetahuan: Teori korespondensi, Teori koherensi. Teori pragmatisme.
3.    Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi adalah teori nilai. Karakteristik nilai
a.        Nilai objektif atau subjektif
b.        Nilai absolute atau berubah
Jenis- jenis nilai
a.        Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b.        Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman- pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.
E.   Filsafat dan Sains
Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
1.            Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2.            Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.
3.            Sains bersifat objektif.
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.
F.   Filsafat dan Agama
Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan kepercayaan terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau keyakinan.

BAB III
FILSAFAT PENDIDIKAN
A.  Pendidikan
1.    Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2.    Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
3.    Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia yang berkebudayaan.
4.    Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
5.    Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai manusia meninggal dunia.
6.    Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh pendidikan.
B.  Pengertian Filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara praktis”
C.  Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.
D.  Peranan Filsafat Pendidikan
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.
E.   Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang. Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

BAB IV
MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
A.  Filsafat Pendidikan Idealisme.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’ Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
b.    Kedudukan Siswa
c.    Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/ bakatnya.
d.   Peranan Guru
e.    Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
c.    Kurikulum
f.     Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
d.   Metode
g.    Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.

B.  Filsafat Pendidikan Realisme
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:
a.        Tujuan Pendidikan
Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.

b.        Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c.        Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi dari siswa.
d.       Kurikulum
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
e.        Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning  (SR) merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

C.  Filsafat Pendidikan Materialisme
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani, bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a.    Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
b.    Tujuan Pendidikan
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
c.    Kurikulum
Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
d.   Metode
Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant conditioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.
e.    Kedudukan Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f.              Peranan Guru
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D.  Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a.    Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
b.    Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
c.    Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d.   Metode
Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).
e.    Peran Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.
E.  Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
b.    Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.


c.    Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan konflik.
d.   Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok lusa mungkin menjadi murid.
e.    Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.
F.   Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.
1.    Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2.    Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
a.       Kritik terhadap Proggresivisme
b.      Siswa tidak mempelajari warisan sosial
c.       Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
d.      Megurangi bimbingan dan pengaruh guru
e.       Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri
G.  Filsafat Pendidikan Perenilaisme
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina

H.  Filsafat Pendidikan Esensialisme
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
1.    Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
2.    Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru
3.    Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
4.    Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
5.    Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.
I.     Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:
1.      Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial.
2.      Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.
3.      Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4.      Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.
5.      Metode
Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan (learning by doing).
6.      Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya, baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

BAB V
ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN
A.  Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.
B.  Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958) adalah perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.
C.  Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.



BUKU PEMBANDING ( Filsafat Pendidikan oleh Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS )

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.
A.  PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dalam bahasa arab falsafash, yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya keragu raguan, keraguan yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Menurut beberapa ahli . Plato “ filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli ”. Aristoteles “ filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.
·      Tujuan dan ciri – ciri pikiran kefilsafatan
Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam. Jadi didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri pikiran kefilsafatan yaitu merupakan pemikiran tentang hal hla serta proses proses dalam hubungan yang umum.
·      Alasan berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
·      Peranan filsafat
Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu 1). pendobrak yang artinya mendobrak pemikiran manusia dalam alam mistik, mitos dan hal rahasia lainnya,; 2). Pembebas yang artinya membebaskan manusia dari belenggu cara pikir yang mistis dan mite dari ketidaktahuannya,; 3). Pembimbing yang artinya membimbing keluarnya manusia dari belenggu ruang gerak akal budi manusia.
B.  PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya.  Menurut Mudyahardjo filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.    Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam kehidupan.
2.    Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang pendidikan dan konsep – konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori pendidikan.
Filsafat pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses pendidikan, mendalami konsep konsep pendidikan dan memahami sebab sebab yang hakiki yang berkaitan dengan masalah pendidikan.

BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN
A.  Filsafat pendidikan sebagai sistem
Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.
B.  Substansi filsafat pendidikan
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.
C.  Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sisten norma-norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin agar perlaksanaan pendidkan efektif, maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai normatif dan pedoman pelaksaan. Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa hubungan fungsional anatara filsafat dan teori pendidikan adalah:
·      Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
·      Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.
·      Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A.  Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
1.    Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan. Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar. Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.
2.    Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang. Salah seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama, menyatu dalam hidup yang meruoakan kualitas hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai dan kebahagiaan yang abadi.
3.    Filsafat pendidikan Materialisme : Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber segalanya.
4.    Filsafat pendidikan Pragmatisme : Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok: 1). Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, 2). Pendidikan sebagai pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai fungsi sosial
5.    Filsafat pendidikan Eksistensialisme : Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman pengalaman individu.
6.    Filsafat pendidikan Progresivisme : Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.
7.    Filsafat pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka kembali pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.
8.    Filsafat pendidikan Esensialisme : Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial dan perlu dipertahankan.
9.    Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme : Merupakan kelanjutan dari cara berfikir progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di sekolah tetapi sekolah harus mempelopori masyarakat.

BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
A.  Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai.
1.    Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh manusia.
2.    Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.
3.    Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.    Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.
B.  Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:
1.    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
2.    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
3.    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
 BAB V : HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
A.  Hakekat Pendidikan
1.    Pengertian Hakekat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu menyadarkan anak tentang potensi seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses pembelajaran. Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan, berikut ini sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
·         pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.
·         dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu
·         pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.
·         pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan segala pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.
·         hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan.
2.    Tujuan Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti, Kompetensi dasar, Indikator sangat spesifik
3.    Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya pengabdian warga negara.
4.    Aliran-aliran Pendidikan
·      Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir
·      Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
·      Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan
·      Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.
·      Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan masyarakat.
B.  Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi.
C.  Hakekat Mnusia
Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa ingin tahu. Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.
D.  Hakekat Masyarakat
Masayarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan yang menuntut perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengatuh regional dan global.
E.   Hakekat peserta didik
Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan dilandasi rasa kasih sayang dan penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.
F.   Hakekat Guru atau Pendidik
Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu memperhatikan norma norma dan nilai susila sehingga setiap prilaku dan tindakannya dapat ditiru  dan dipertanggungjawabkan.
G.  Hakekat Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
H.  Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan sosiologi,
landasan hukum, landasan moral.
I.     Asas-asas pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas demokrasi, asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung jawab, panca darma taman sisiwa.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1    PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU
Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki judul yang sama dengan “ Pengantar Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan, namun memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat filsafat pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidkan.
Sedangkan karangan Dr. Edward Purba, MA menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar dari negara indonesia. Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan.
Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku pembanding memiliki kelengkapan materi yang lebih dari buku utama. Hal ini dapat kita lihat pada bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang  berisi Materi penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan panca sila sedangkan pada buku utama tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami pembaca.

3.2    KEUNGGULAN
Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Namnun untuk bahasan yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding, tetapi khusus Bab II mengenai filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal setiap Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan  yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.

3.3    KELEMAHAN
Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua buku merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.  
Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku utama memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan hakikat hakikat pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit menjelaskan filsafat pendidikan, akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat pendidikannya.
Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.
















BAB IV
PENUTUP

4.1    KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1.    Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki perbedaan dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku pembanding terdapat ; Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya, sedangkan buku utama tidak memiliki didalamnyan).
2.    Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku utama, namun dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap dibanding dengan buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan filsafat pendidikan )
3.    Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak dilengkapi dengan gambar pendukung.

4.2    SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.
Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam berfilsafat.
Lampiran Buku

       Buku Utama                                                Buku pembanding