Filsafat Pendidikan
CRITICAL
BOOK REPORT
“ PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN ”
1.
Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. ( Buku Utama )
2.
Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS ( Buku Pembanding )
ALFABETA
BANDUNG CETAKAN V : 2017, 183 Hlm.
OLEH:
RAHMAT
RAHMADAN SAHPUTRA
4153141046
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam dunia pendidikan dan
pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di
Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan tinggi. Pemahaman
pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan
kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat
dan bermanfaat bagi masing masing anak.
Filsafat sudah sebagai ilmu
pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari filsafat
berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa
filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para
ahli pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun
teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai
oleh pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya.
Usia filsafat sudah memberikan
bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran
dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan
karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa
yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal,
serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang pencipta.
1.2 TUJUAN
Critical Report Book ini bertujuan
untuk :
1. Membandingkan
dua buku Filsafat Pendidikan dengan pengarang yang berbeda
2. Mengetahui
kelamahan dan kelebihan suatu buku
1.3 MANFAAT
1. Membantu memahami karakteristik
filsafat pendidikan
2. Membantu memahami perkembangan
filsafat pendidikan dalam negeri.
3. Membantu mahasiswa kritisi dalam
suatu hal termasuk buku dan perbandingan buku.
BAB II
ISI BUKU
BUKU
UTAMA ( FILSAFAT PENDIDIKAN oleh DRs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. )
BAB I PENDAHULUAN
A. Praktik
pendidikan dan teori pendidikan
1.
Praktik pendidikan
Menurut Redja
M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah seperangkat
kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan
tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.
2.
Teori pendidikan
Pendidikan
memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Teori
pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
yang akan dicapai.
2. Teori
pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3. Teori
pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.
B. Pendekatan
pendekatan dalam teori pendidikan.
1. Pendekatan
sains
Suatau pengkajian dengan menggunakan
saint untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah – masalah pendidikan.
2. Pendekatan
filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
3. Pendekatan
Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber
inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep pendidikan yang dapat
dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4. Pendekatan
Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan
menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan
salah satu pendekatan atau displin saja.
5. Pendekatan
dalam Penulisan
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah
satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara filosofis.
BAB II FILSAFAT
A. Pengertian
filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani
kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos artinya cinta yang sangat
mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara harfiah
adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat
berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat.
Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut
mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan universal.
B. Model
– model Filsafat
1. Filsafat
spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara
berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato sebagai pelopor filsafat
idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia,
masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif adalah
upaya mencari dan menemukan hubungan
dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
2. Filsafat
prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang
nilai-nilai, perbuatan manusia dan penilaian tentang seni.
3. Filsafat
analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik
linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa
dan penjelasan makna istilah.dan analitik positivistik logis mengacu pada ilmu
matematika dan ilmua alam serta sosial.
C. Misi
Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah
masalah yang penting bagi manusia, baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui
pengujian yang kritis, filsof mencoba mengevaluasi informasi dan kepercayaan
yang dimiliki mengenai alam semesta serta kesibukan manusia di dunia.
D. Lapangan
Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pkok,
yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan masalah nilai.
1.
Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat
yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di belakang dunia fenomena.
Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang dapat ditangkap oleh
pancaindra.
2.
Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat
yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan
pengetahuan.
Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan
wahyu, Pengetahuan intuitif, Pengetahuan rasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan
otoritas
Teori pengetahuan: Teori
korespondensi, Teori koherensi. Teori pragmatisme.
3. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat
yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi adalah teori nilai. Karakteristik
nilai
a.
Nilai objektif atau
subjektif
b.
Nilai absolute atau
berubah
Jenis- jenis nilai
a.
Etika
Etika merupakan teori tentang nilai,
pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu keusilaan yang memuat dasar-
dasar untuk berbuat susila.
b.
Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang
berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman- pengalaman kita yang berhubungan
dengan seni.
E. Filsafat
dan Sains
Sains dalam arti sempit diartikan
sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Sains
hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh dengan
menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
1.
Hasil sains bersifat
akumulatif dan merupakan milik bersama.
2.
Hasil sains
kebenarannya tidak mutlak.
3.
Sains bersifat
objektif.
Salah
satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan
hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada
pada bagian- bagiannya.
F. Filsafat
dan Agama
Menurut Randall dan Buchler (1942),
pertama agama didefinisikan dengan kepercayaan terhadap supranatural, atau
secara popular diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama
didefinisikan dengan kepercayaan atau keyakinan.
BAB III
FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan
1. Makna
pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2. Pendidikan
sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani,
nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang
ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau
perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
3. Tujuan
pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia yang
berkebudayaan.
4. Alat
pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
5. Pendidikan
berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya berlagsung
di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai manusia
meninggal dunia.
6. Pendidikan
hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh pendidikan.
B. Pengertian
Filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Al-
Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang
pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah
umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-
masalah pendidikan secara praktis”
C. Kebutuhan
akan Filsafat Pendidikan.
Cara keja dan hasil filsafat dapat
dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, dimana
pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut, karena
manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu, pendidikan
memerlukan filssafat.
D. Peranan
Filsafat Pendidikan
Peran Filsafat pendidikan harus mampu
memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang
bekerja dalam bidang pendidikan.
E. Apakah
yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa
yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan sekumpulan prinsip yang
membimbing tindakan professional seseorang. Jadi keyakinan, prinsip-prinsip
yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.
BAB IV
MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Filsafat
Pendidikan Idealisme.
Filsafat idealisme memandang bahwa
realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Hakikat manusia adalah
rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’ Implikasi Pendidikan Power (1982:89)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:
a. Tujuan
Pendidikan
Pendidikan formal dan informal
bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar,
serta kebaikan sosial.
b. Kedudukan
Siswa
c. Bebas
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/ bakatnya.
d. Peranan
Guru
e. Bekerjasama
dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama bertanggung jawab dalam
menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
c. Kurikulum
f. Pendidikan
liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk
memperoleh pekerjaan.
d. Metode
g. Diutamakan
metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
B. Filsafat
Pendidikan Realisme
Pada dasarnya realisme merupakan
filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realisme berpendapat bahwa
hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah. Implikasi
Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme
sebagai berikut:
a.
Tujuan Pendidikan
Penyesuaian hidup dan tanggung jawab
sosial.
b.
Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai
pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal disiplin, peraturan yang
baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk
memperoleh hasil yang baik.
c.
Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam
teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi dari siswa.
d. Kurikulum
Kurikulum komprehensif mencakup semua
pengetahuan yang berguna. Berisikan pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
e.
Metode
Belajar tergantung pada pengalaman,
baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian harus logis dan
psikologis. Metode conditioning (SR)
merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.
C. Filsafat
Pendidikan Materialisme
Materialisme berpandangan bahwa hakikat
realisme adalah materi bukan rohani, bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi
Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme
sebagai berikut:
a. Tema
Manusia yang baik yang efisien
dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
b. Tujuan
Pendidikan
Perubahan perilaku, mempersiapkan
manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan
pribadi yang kompleks.
c. Kurikulum
Isi pendidikan mencakup pengetahuan
yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan
sasaran perilaku.
d. Metode
Semua pelajaran dihasilkan dengan
kondisionisasi (SR conditioning), operant conditioning, reinforcement,
pelajaran berprogram dan kompetensi.
e. Kedudukan
Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku
ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang. Siswa
dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f.
Peranan Guru
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang
dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter
hasil belajar siswa.
D. Filsafat
Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat
Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang
berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Maksudnya
bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang
dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a. Tujuan
pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal-
hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
b. Kedudukan
Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan
yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
c. Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang
dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapat menentukan
kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal dengan pendidikan
praktis atau pendidikan jabatan.
d. Metode
Metode aktif, yaitu learning by doing
(belajar sambil bekerja).
e. Peran
Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman
belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.
E. Filsafat
Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme itu unik,
yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power
(1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai
berikut:
a. Tujuan
Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan
komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
b. Status
Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas
dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan
pribadi.
c. Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum
liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan
memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan pendidikan
sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua.
Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat
menimbulkan konflik.
d. Peranan
Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan
akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok lusa mungkin menjadi murid.
e. Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam
tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara untuk
mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.
F. Filsafat
Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan
dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan
perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.
1. Strategi
Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa yang akan
datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali mereka dengan
strategi- strategi pemecahan masalah.
2. Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan
bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
a. Kritik
terhadap Proggresivisme
b. Siswa
tidak mempelajari warisan sosial
c. Mengabaikan
kurikulum yang telah ditentukan
d. Megurangi
bimbingan dan pengaruh guru
e. Siswa
menjadi orang yang mementingkan diri sendidri
G. Filsafat
Pendidikan Perenilaisme
Perenialisme memandang situasi dunia
dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama
dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh
oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan kembali
nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut
pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan
tentang prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar
belakang filsafat perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato,
Aristoteles, Thomas Aquina
H. Filsafat
Pendidikan Esensialisme
Gerakan esensialisme muncul pada awal
tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti C. Bagley, Thomas Briggs,
Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat ini fungsi utama sekolah
adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip
pendidikan esensialisme yaitu:
1. Pendidikan
harus dilakukan melalui usaha keras.
2. Inisiatif
dalam pendidikan ditekankan pada guru
3. Inti
proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
4. Sekolah
harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan dengan disiplin
mental.
5. Tujuan
akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupakan tuntutan
demokrasi yang nyata.
I. Filsafat
Pendidikan Rekonstruksionisme.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh
Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan
manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara konstruktif,
yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan
dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah
tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada,
melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower
(1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai
berikut:
1. Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi
sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial.
2. Tujuan
Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam
menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya adalah esensial dalam
masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta budaya yang
majemuk tersebut.
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh
didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau
disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang berhubungan berhak untuk
mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4. Kedudukan
Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa
ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab
sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.
5. Metode
Sebagai kelanjutan dari pendidikan
progresif, metode aktivitas dibenarkan (learning by doing).
6. Peran
Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang
sejati (ikhlas) terhadap semua budaya, baik dalam member pelajaran maupun dalam
hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.
BAB V
ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Psikologi
Humanistik
Psikologi humanistic menekankan
kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Tujuan
pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.
B. Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip
bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukanya
kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh tekanan- tekanan
lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958) adalah
perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah
promotor terkenalnya.
C. Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada
proses- proses dan strategi- stategi mental yang digunakan para siswa untuk
belajar bukanya pada perilaku belajar.
BUKU PEMBANDING ( Filsafat Pendidikan oleh Dr. Edward Purba,
MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS )
BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.
A. PENGERTIAN
FILSAFAT
Kata filsafat dalam bahasa inggris
philosophy dalam bahasa arab falsafash, yang keduanya berasal dari bahasa
yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta dan sophia berarti
kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan
dalam arti yang sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya keragu raguan,
keraguan yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Menurut beberapa ahli . Plato “
filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli ”. Aristoteles “ filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi politik, dan estetika.
·
Tujuan dan ciri – ciri
pikiran kefilsafatan
Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat
dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam. Jadi didalam filsafat harus
refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri pikiran kefilsafatan yaitu merupakan
pemikiran tentang hal hla serta proses proses dalam hubungan yang umum.
·
Alasan berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat yakni keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
·
Peranan filsafat
Filsafat memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia yaitu 1). pendobrak yang artinya mendobrak
pemikiran manusia dalam alam mistik, mitos dan hal rahasia lainnya,; 2).
Pembebas yang artinya membebaskan manusia dari belenggu cara pikir yang mistis
dan mite dari ketidaktahuannya,; 3). Pembimbing yang artinya membimbing
keluarnya manusia dari belenggu ruang gerak akal budi manusia.
B. PENGERTIAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan diartikan sebagai proses
dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang
dewasa dalam membimbing, memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai
problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaanya. Menurut Mudyahardjo
filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Filsafat
praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang bagaimana
seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam kehidupan.
2. Filsafat
ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang pendidikan dan konsep
– konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori pendidikan.
Filsafat pendidikan berusaha mencari
yang fundamental yang berkaitan dengan proses pendidikan, mendalami konsep
konsep pendidikan dan memahami sebab sebab yang hakiki yang berkaitan dengan
masalah pendidikan.
BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Filsafat
pendidikan sebagai sistem
Filsafat ditandai dengan pemunculan
atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang dihasilkan oleh para
pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linear
anatara filsafat dan pendidikan. Selain pendekatan linier, pendidikan dapat
disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu
sendiri.
B. Substansi
filsafat pendidikan
Kedudukan filsafat pendidikan dalam
jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari fundasi-fundasi pendidikan.
Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan tentang konsep-konsep
dasar pendidikan.
C. Hubungan
filsafat dengan filsafat pendidikan
Filsafat
sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung tinggi
oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek
hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan sebagai suatu lembaga
yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sisten norma-norma tingkah laku
perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga
pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin agar
perlaksanaan pendidkan efektif, maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan
landasan ilmiah sebagai normatif dan pedoman pelaksaan. Dari uraian diatas
dapat disimpulakan bahwa hubungan fungsional anatara filsafat dan teori
pendidikan adalah:
·
Filsafat dalam arti
filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam memecahlan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
·
Filsafat berfungsi
memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu
yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.
·
Filsafat dalam hal filsafat
pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Aliran-Aliran
Filsafat Pendidikan
1. Filsafat
pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan.
Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di alam ini
hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama
dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar. Yang terpenting dari
ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih
tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.
2. Filsafat
pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan sesuatu
atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya
sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang. Salah seorang
tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha untuk
mencapai tujuan hidup. Tujuan pertama, menyatu dalam hidup yang meruoakan kualitas
hidup yang menuju kesempurnaan, sedangkan tujuan kedua, kehidupan sejahtera, damai
dan kebahagiaan yang abadi.
3. Filsafat
pendidikan Materialisme : Aliran ini menyatakan bahwa benda merupakan sumber
segalanya.
4. Filsafat
pendidikan Pragmatisme : Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa yang dialami
oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu didasrakan pada tiga pokok:
1). Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, 2). Pendidikan sebagai
pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai fungsi sosial
5. Filsafat
pendidikan Eksistensialisme : Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman pengalaman
individu.
6. Filsafat
pendidikan Progresivisme : Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang
secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.
7. Filsafat
pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat
ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam
kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut, maka kembali pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman
dulu.
8. Filsafat
pendidikan Esensialisme : Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai
esensial dan perlu dipertahankan.
9. Filsafat
Pendidikan Rekonstruksionisme : Merupakan kelanjutan dari cara berfikir
progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di sekolah tetapi
sekolah harus mempelopori masyarakat.
BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
A. Pandangan
Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai.
1. Filsafat
Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung
tinggi oleh manusia.
2. Filsafat
pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa masyarakat-bangsa
dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera, terbuka,adil,
dan makmur.
3. Pandangan
filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di keluarga, rumah,
sekolah, dan masyarakat.
4. Pandangan
filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk
mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD
1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai
bagi bangsa indonesia.
B. Pandangan
Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai acuan penyelenggaraan sistem
pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru sebagai hasil amandemen
Agustus 2002 menjadi:
1. Setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2. Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
3. Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan
dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
BAB V : HAKEKAT ILMU
PENDIDIKAN
A. Hakekat
Pendidikan
1. Pengertian
Hakekat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan
membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi menolong, membantu
dalam arti luas. Membentu menyadarkan anak tentang potensi seoptimal mungkin,
mmberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai
untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran
sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses
pembelajaran. Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan,
berikut ini sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
·
pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan seseorang
melalui peelatihan dan pengajaran.
·
dalam arti sempit pendidikan
berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan sebagai
sebuah proses dan metode-metode tertentu
·
pendidikan berarti
kegiatan yang bersifat kelembagaan.
·
pendidkan adalah usaha
yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan segala pengetahuan dan pengalaman
kepada generasi muda.
·
hakekat pendidikan
adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan.
2. Tujuan
Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan,
peserta didik harius mampu tujuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan
kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka perumusan tujuan,
spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformemce peserta
didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Hirarki tujuan pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan
kontinum, Tujuan pendidikan Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi
inti, Kompetensi dasar, Indikator sangat spesifik
3. Pilar
Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta
kasih sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa dan negara, sebagai modal dasra
timbulnya dan berkembangnya pengabdian warga negara.
4. Aliran-aliran
Pendidikan
·
Nativisme: pribadi
seseorang ditentukan oleh bawaan lahir
·
Naturalisme: pribadian
seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
·
Empirisme: pekembangan
seorang anak ditentukan oleh lingkungan
·
Konvergensi:
pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.
·
Lingkungan pendidikan:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan masyarakat.
B. Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana
menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan , sehingga
seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi.
C. Hakekat
Mnusia
Pandangan tentang manusia adalah
manusia sebagai mahluk berfikir (homo sapiens), manusia sebagai mahluk suka
berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga bisa dididik, manusia juga suka
berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa ingin tahu. Manusia memiliki
eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
makhluk susila, sebagai makhluk religius.
D. Hakekat
Masyarakat
Masayarakat akan selalu mengalami
perubahan dan perubahan yang menuntut perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengatuh regional dan global.
E. Hakekat
peserta didik
Peserta didik harus merasakan suasana
yang menyenangkan dilandasi rasa kasih sayang dan penuh dengan tantangan atau
motivasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan segala potensi dan bakat
yang dimiliki.
F. Hakekat
Guru atau Pendidik
Orang tua dirumah, guru di sekolah dan
tokoh atau pemuka masyarakat, alim ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik.
Karna itu para pendidik perlu memperhatikan norma norma dan nilai susila
sehingga setiap prilaku dan tindakannya dapat ditiru dan dipertanggungjawabkan.
G. Hakekat
Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar telah
dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan
potensi yang dimilikinya.
H. Landasan-landasan
Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan sosiologi,
landasan hukum, landasan moral.
I. Asas-asas
pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas demokrasi,
asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung jawab, panca darma
taman sisiwa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERBANDINGAN
ANTARA KEDUA BUKU
Kedua buku ini membahas tentang
filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki judul yang sama dengan “ Pengantar
Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok untuk pegangan mahasiswa dalam
mengambil matakuliah filsafat pendidikan, namun memiliki pengarang yang
berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd
membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian, kemudian filsafat
filsafat pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta orientasi
psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidkan.
Sedangkan karangan Dr. Edward
Purba, MA menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian
filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat
pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa dasar
dari negara indonesia. Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat
pendidikan diberbagai kalangan.
Dari pembahasan
sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku pembanding memiliki
kelengkapan materi yang lebih dari buku utama. Hal ini dapat kita lihat pada
bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang
berisi Materi penuh Filsafat dengan tambahan Filsafat pendidikan panca
sila sedangkan pada buku utama tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar
dan baik dan mudah dipahami pembaca.
3.2 KEUNGGULAN
Pada
kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok
digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah
filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung
didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami
secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Namnun untuk bahasan
yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding, tetapi khusus Bab II mengenai
filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya.
Bahasa
yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa yang
dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal
setiap Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa
mencapai kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang
berguna untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya
sehingga mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.
3.3 KELEMAHAN
Pada dasarnya kedua buku ini
hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada beberapa bagian materi yang
terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi yang sulit untuk dimengerti
mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan pada awal pembelajaran
filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua buku
merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu
mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.
Kedua buku juga sama sama tidak
memaparkan biografi penulis, pada buku utama memparkan jelas mengenai filsafat
pendidikan namun tidak memaparkan hakikat hakikat pendidikan sedangkan pada
buku pembanding hanya sedekit menjelaskan filsafat pendidikan, akan tetapi
cukup jelas memparkan hakikat pendidikannya.
Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah
satu penarik perhatian pembaca.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala
ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara berpikir dan karena adanya
suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan bagi
mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata kuliah filsafat
pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan
tugas Critical Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa
dalam memhami isi buku tersebut.
Dari kedua buku yang sudah
dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun
memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki perbedaan dalam pembahasan
materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku pembanding terdapat ;
Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya, sedangkan buku utama
tidak memiliki didalamnyan).
2. Buku
Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku utama, namun
dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap dibanding dengan
buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan filsafat pendidikan
)
3. Kelemahan
dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak
dilengkapi dengan gambar pendukung.
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book
Report yang sudah di review, periview menyarankan agar filsafat pendidikan
dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun masyarakat
sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga
nantinya dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih
tertarik.
Buku
Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku
ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat
dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar
mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam
berfilsafat.
Lampiran Buku
Buku Utama Buku pembanding
Terimaksih ya ....
ReplyDeleteThx Bermanfaat bgt
ReplyDeleteIzin copas ya kak
Manatap....
Deletemin, numpang promo ya. Mau baca cerpen-cerpen yang keren dan gak biasa? kuy masuk!!! https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7935744172159644215#editor/target=post;postID=7343127456183687189;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=2;src=postname
ReplyDelete