Pendidikan Kewarganegaraan
CRITICAL JOURNAL REPORT
“Model
Pembelajaran Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Multikultural Dalam
Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi ”
RAHMAT RAHMADAN SAHPUTRA
4153141046
BIOLOGI
DIK D 2015
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2017
PENGANTAR
Wacana pendidikan karakter pada akhir-akhir ini memperoleh perhatian
yang cukup intens dari pemerhati
pendidikan maupun pemerintah (Soesetijo,
2010). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005–2025 (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), menegaskan
bahwa pembangunan karakter bangsa
dikonsentrasikan pada terwujudnya karakter
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila,
yang dicirikan dengan watak dan prilaku manusia dan masyarakat
Indonesia yang beragam,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan
berorientasi ipteks.
Pendekatan multikultural (multicultural approach)
diangkat dari munculnya gagasan perlunya pendidikan multi kultural
(multicultural education) bagi kehidupan manusia dan keragaman bangsa di dunia.
diidentifikasi oleh J.A. Banks (1993) yaitu: (1) untuk memfungsikan peranan
sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; (2) untuk
membantu semua peserta didik dalam membangun perlakuan yang positip terhadap
perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; (3) memberikan ketahanan
peserta didik dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan
ketrampilan sosialnya; (4) untuk membantu
peserta didik dalam membangun sikap ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran
kepada mereka mengenai perspektif perbedaan kelompok.
Pilihan materi perkuliahan yang relevan dengan upaya
membangun wawasan kebangsaan mahasiswa, hendaknya mengandung berbagai aspek
ragam budaya bangsa, yang dikemas dengan pendekatan multi kultural. Dalam kaitan
itu, Wiriaatmadja (1996), menganjurkan beberapa strategi yang perlu digunakan
oleh guru menerapkan pendekatan multikultural : (1) guru sebaiknya menggunakan
metode mengajar yang efektif, dengan mengingat referensi budaya beragam di kelas;
(2) guru perlu mengamati dan menyimak keadaan kelasnya, sebelum mengambil
keputusan tentang kelas dengan orientasi budaya beragam; (3) diskusi yang
relevan dengan pesan-pesan multikultural, juga perlu pengarahan dan bimbingan
guru dengan menunjukkan bagaimana penyelenggaraannya agar tidak berkembang
menjadi konflik.
ABSTRAK JURNAL
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan model pendidikan karakter menggunakan
pendekatan multikultural untuk Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil model
pembelajaran adalah modul dan gambar dalam bentuk video pembelajaran. Model
prototipe pembelajaran mengacu pada kompetensi diri yang dimiliki oleh
mahasiswa, kompetensi dosen dalam pendekatan multikultural, latar belakang
budaya mahasiswa, dan karakteristik materi pembelajaran yang bernuansa materi
multikultural. Strategi yang dapat digunakan diantaranya:strategi dan aktivitas
belajar yang dikombinasikan dengan strategi konsep, strategi analisis nilai,
dan strategi analisis sosial. Pembelajaran dapat menggunakan lima langkah
utama, yaitu analisis isi, analisis latar belakang budaya, peta materi,
pengorganisasian materi, dan format pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Implementasi model pendidikan karakter dengan pendekatan multikultural dapat
dilakukan melalui beberapa fase, yaitu: studi eksplorasi, presentasi, analsis
teman sejawat, pendapat ahli, refleksi dan rekomendasi.
REVIEW JURNAL
A.
Pendahuluan
jurnal
Bangsa Indonesia dewasa ini tengah mengalami semacam
split personality (Jalaludin, 2012). Wacana pendidikan karakter pada akhir-akhir
ini memperoleh perhatian yang cukup intens dari pemerhati pendidikan maupun
pemerintah (Soesetijo, 2010).
Pembangunan karakter bangsa akan mengerucut pada
tiga tataran besar, yaitu (1) untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri
bangsa, (2) untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
dan (3) untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia
dan bangsa yang bermartabat (Kebijakan Pembangunan Karakter 2005-2025). Secara
demikian pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak. Bidang-bidang
garapan pendidikan karakter yang mengarah pada perilaku berkarakter terfokus
pada kemampuan olah pikir, olah hati, olah raga dan olah rasa/karsa. (4) untuk membantu peserta didik dalam
membangun sikap ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran kepada mereka
mengenai perspektif perbedaan kelompok.
Beberapa topik perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan yang relevan dengan pendekatan multi kultural antara lain
adalah: (1) Terbentuknya Identitas Kebangsaan Indonesia; (2) Identitas dan
integritas kebangsaan Indonesia di Era Global; (3) Sikap yang diperlukan dalam
mengembangkan martabat dan harga diri sebagai bangsa Indonesia; (4)
Pluralis-multikultural dalam masyarakat Indonesia; (5) eksistensi SARA dalam masyarakat
pluralitas-multikultural; (6) Masyarakat pluralis-multikultural dan integrasi nasional; (7) Cara pandang
lokal dalam konteks wawasan nasional; (8) Budaya Indonesia dalam perspektif global,
dan topik-topik lainnya.
B.
Tujuan
jurnal
Tujuannya
ialah untuk mengembangkan model pendidikan
karakter Indonesia dengan orientasi yang jelas sehingga
terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan
bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan prilaku manusia
dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks dengan menggunakan pendekatan
multikultural untuk Pendidikan Kewarganegaraan.
C.
Masalah
yang ingin diangkat
Bangsa Indonesia dewasa ini tengah mengalami semacam split
personality (Jalaludin, 2012). Pendekatan
multikultural (multicultural approach) diangkat dari munculnya gagasan perlunya pendidikan
multi kultural (multicultural education)
bagi kehidupan manusia dan keragaman
bangsa di dunia. Keanekaragaman manusia,
telah melahirkan gagasan mengenai pendidikan
multi kultural. Konsep pendidikan multi kultural
adalah suatu sikap dalam memandang
keunikan manusia dalam interaksi sosial
dengan tanpa membedakan ras, kultur, kebiasaan seks, kondisi jasmaniah, atau
status ekonomi
seseorang.
D.
Metode
penelitian
Pengembangan ini dilaksanakan dalam waktu tiga tahun dengan
menggunakan desain pengembangan pengembangan (research and development)
sebagaimana disarankan oleh Borg & Gall (1982). Pada penelitian tahun
pertama (2013), dilakukan tiga tahap, yaitu tahap eksplorasi, tahap perumusan
prototype model dan penyusunan desain pembelajaran, dan tahap penyusunan draft
modul pembelajaran. Pada tahun kedua (2014),penelitian dirancang untuk menguji
coba model pembelajaran pendidikan karakter dalam PKn dengan pendekatan
multikultural di perguruan tinggi yang telah dihasilkan pada tahun pertama. Uji
coba dilakukan dengan 3 (tiga) tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap refleksi, dan tahap perbaikan model.
Pada penelitian tahun ketiga (2015) dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
tahap perbaikan desain dan draft modul
pembelajaran, dan tahap diseminasi atau
penyebarluasan model ke beberapa perguruan tinggi. Perbaikan desain dan modul
pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada tahun
kedua.
Penelitian ini dilakukan di beberapa perguruan tinggi yang
ada di Jawa Timur, yaitu di: (1) Universitas Negeri Malang di Malang; (2)
Institut Agama Islam Sunan Ampel Surabaya; (3) Universitas Negeri Jember, di
Jember; (4) Universitas Darul Ulum, Jombang; (5) Universitas Nusantara PGRI
Kediri di Kediri; (6) Universitas Merdeka Pasuruan di Pasuruan; (7) IKIP PGRI
Madiun di Madiun.
Sumber data penelitian adalah: (1) dosen pembina matakuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di beberapa perguruan tinggi lokasi penelitian; dan
(2) mahasiswa dari perguruan tinggi lokasi panelitian yang; (a) sedang
mengikuti matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan; (3) sudah lulus matakuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
adalah: (1) wawancara terbimbing untuk tahap eksplorasi daya dukung perguruan
tinggi; (2) curah pendapat dan diskusi untuk perumusan prototype
dan penyusuan desain pembelajaran; (3) observasi (pengamatan) dan angket untuk
uji coba model. Sedang analisis data dilakukan secara kualitatif-induktif
E.
Hasil
Daya
dukung perguruan tinggi menyangkut penyajikan matakuliah pkn, kurikulum dan
perangkat pembelajaran, tenaga dosen, dan perangkat pembelajaran. ketersediaan
daya dukung di semua perguruan tinggi lokasi penelitian cukup baik. Jumlah
dosen PKn yang cukup dengan kualifikasi yang baik dan ketersediaan
deskripsi/silabus/RPS merupakan daya dukung utama untuk mengembangkan model
pembelajaran pendidikan karakter. Ketersediaan bahan ajar dan sarana teknologi
informasi yang cukup baik akan memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas
perkuliahan. Begitu pula kebiasaan mahasiswa menggali sendiri informasi atau
materi.
Persepsi dan
Saran tentang Perkuliahan PKn Hasil penggalian gagasan dan pemikiran dari para
dosen PKn dan mahasiswa yang sudah dan sedang mengikuti perkuliahan PKn di
semua perguruan tinggi lokasi melalui Fokus Grup Diskusi (FGD). mahasiswa menyatakan
cukup senang mengikuti matakuliah PKn. Melalui kuliah PKn mereka dapat memahami
masalah-masalah kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan secara lebih mendalam.
Materinya sangat bermanfaat untuk pembentrukan karakter. Kalau dulu pada waktu di
SMA mereka hanya mendapatkan materi pelajaran PKn secara normatif dan teoritik
yang disampaikan oleh guru melalui ceramah yang monoton, pada saat mengikuti
kkuliah PKn di perguruan tinggi sangat berbeda. Dalam pandangan para dosen PKn,
selama ini mahasiswa cukup aktif dan serius dalam mengikuti perkuliahan PKn.
Mahasiswa cukup antusias untuk mendiskusikan masalah-masalah aktual yang
berkembang dalam masyarakat. Bahkan banyak pemikiran-pemikiran dan gagasan mereka
yang cukup brilliant. Biasanya mereka menyampaikan pendapat dan pemikiran
secara lugas dan apa adanya. Dalam perkuliahan PKn, sebagian besar dosen selalu
mengaitkan materi kuliah dengan masalah-masalah yang hangat, kasus-kasus baru,
dan isu-isu kontroversial.
Prototipe Model
Pembelajaran Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kerakter
dengan pendekatan multikultural. Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan multikultral di antaranya adalah
kompetensi matakuliah yang harus dimiliki oleh mahasiswa setelah mengikuti
perkuliahan, yang meliputi kompetensi kognitif atau pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skills), dan sikap, etika atau karakter (attitude, ethic atau disposition). Beberapa
strategi yang dapat dipilih dan digunakan dalam mengembangkan pembelajaraan dengan
pendekatan multikultural, antara lain: strategi kegiatan belajar bersama-sama
(Cooperative Learning), yang dipadukan dengan strategi pencapaian konsep
(Concept Attainment) dan strategi analisis nilai (Value Analysis); strategi analisis
sosial (Social Investigation). Penyusunan rancangan pembelajaran PKn dengan
pendekatan multikultural dapat dilakukan melalui lima tahapan utama, yaitu: (1)
analisis isi (content analysis); (2) analisis latar kultural (setting analysis);
(3) pemetaan materi (maping contents); (4) pengorganisasian materi (contents organizing)
pembelajaran PKn. Selain itu, pengorganisasian materi pembelajaran perlu memperhatikan
beberapa dimensi yang mampu menggambarkan karakteristik kerja multikultural, antara
lain dimensi isi/materi (content integration), dimensi konstruksi pengetahuan (konwledge
construction), dimensi pengurangan prasangka (prejudice reduction); dimensi pendidikan
yang sama/adil (eguitable pedagogy), dan dimensi pemberdayaan budaya sekolah
dan struktur sosial (empawering school culture and social structure).
KESIMPULAN DAN SARAN
Secara umum respon mahasiswa terhadap model pembelajaran yang dikembangkan
dalam penelitian ini dapat dikategorikan sangat baik. Dari 10 (sepuluh) aspek yang dinilai, ada
7 (tujuh) aspek yang mendapatkan penilaian sangat baik, dan 3 (tiga) aspek yang mendapatkan
penilaian baik. Tidak ada aspek yang dinilai kurang atau tidak baik. Dengan demikian maka menurut
penilaian mahasiswa model pembelajaran yang dikembangkan sangat baik dan sangat layak untuk
dijadikan sebagai model pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn.
Sedangkan berdasarkaan dari prototipe
model pembelajaran pendidikan karakter dengan pendekatan multikultural dalam
PKn perlu dikembangkan dengan memperhatikan kompetensi matakuliah yang harus
dimiliki oleh mahasiswa, kompetensi dosen dalam menerapkan pendekatan multicultural,
latar kultural mahasiswa, dan karakteristik materi pembelajaran yang bernuansa multikultural.
IMPLIKASI
Jurnal merupakan laporan hasil penelitian yang dapat
memberikan dampak yang bagus bagi suatu bangsa khususnya Indonesia karna
memiliki masyarakat yang berkepribadian kritisi akan perkembangan ilmu dan
potensi lingkungan yang ada. Contohnya pada jurnal ini memberikan dampak yang
bagus terhadap mahasiswa dan peneliti Indonesia lainya sebagai bahan referensi
sehingga penduduk Indonesia tergerak untuk meneliti potensi yang ada dan berpengaruh dalam pembangunnan
kualitas bangsa Indonesia.
Pada jurnal ini yang membahas tentang Model Pembelajaran
Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Multikultural Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi dapat kita manfaatkan sebagai bahan
pertimbangan bahwa pada dasarnya indonesia yang memiliki beragam suku , adat
dan budaya bangsa yang merupakan kebehinekaan suatu pancasila dapatlah
diterapkan model pembelajaran dengan pendekatan Multikultural hal ini bertujuan
(1) untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang
beranekaragam; (2) untuk membantu semua peserta didik dalam membangun perlakuan
yang positip terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; (3)
memberikan ketahanan peserta didik dengan cara mengajar mereka dalam mengambil
keputusan dan ketrampilan sosialnya; (4) untuk membantu peserta didik dalam membangun
sikap ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran kepada mereka mengenai perspektif
perbedaan kelompok.
KEPUSTAKAAN
Al Atok ,dkk . 2015 . Model Pembelajaran Pendidikan Karakter
dengan Pendekatan Multikultural dalam PKn di Perguruan Tinggi . Jurnal
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor 1.
Jalaludin, 2012. Membangun SDM Bangsa Melalui Pendidikan
Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan. UPI. Vol 13 (2):134-149.
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025
min, numpang promo ya. Mau baca cerpen-cerpen yang keren dan gak biasa? kuy masuk!!! https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7935744172159644215#editor/target=post;postID=7343127456183687189;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=2;src=postname
ReplyDelete